Aku merasa tak pernah benar-benar bisa menulis cerpen apalagi puisi. Alur pikirku tak sabaran, terlalu
to the point, tanpa tendeng aling-aling, tidak suka kalimat bersayap, walau kadang kalimatku bersayap juga, kurang suka ekseklusifitas makna. Otakku kadang lelah membaca tanda-tanda yang dilukiskan aksara, tanda-tanda seumpama kucing, burung atau angin dalam puisi. Terlalu bersayap.
KEMBALI KE ARTIKEL