Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Jejak Pembalakan Liar di Pinggiran Kota Padang

26 Juli 2012   14:19 Diperbarui: 25 Juni 2015   02:35 616 1
PADANG -- Suatu kebetulan saya hobi berpetualang ke hutan-hutan, tak terkecuali hutan sekitar pinggiran kota Padang. Yang kulihat pohon-pohon dengan diameter lumayan besar sudah nyaris tak ada lagi. Yang tersisa hanya pohon-pohon kecil rerata berdiamter lingkaran paling besar 30-an cm (sebesaran betis orang dewasa). Waktu kejadian galodo (banjir bandang) besar, Selasa (24/7) malam, nampak terlihat berbagai gelondongan kayu yang terindikasi kuat sisa pembalakan liar di hulu sungai Batang Kuranji, Limaumanih, Padang. Walhi Sumatera Barat sudah menyimpulkan penyebab banjir bandang tersebut adalah pembalakan liar di hulu sungai. Cobalah Tuan berjalan ke hulu Batu Busuk, Kelurahan Limaumanih, Kecamatan Pauh, Kota Padang. Sesudah ketemu jembatan Batu Busuk yang terbuat dari kepingan besi, nah, terus saja ke arah hulu. Nanti akan ketemu PLTA Kuranji milik PT Semen Padang, langsung belok ke kiri naik ke atas bukit. Di lereng bukit itu, Tuan akan melihat bekas gelondongan kayu di luncurkan dari atas. Bekas luncuran gelondongan kayu di atas tanah itu menjadi ceruk memanjang dari atas hingga ke bawah. Bentuknya berupa siring membulat panjang, melewati celah-celah semak belukar. Di sanalah hasil pembalakan liar diluncurkan dari atas bukit ke bawah pada mendekat waktu magrib atau pagi-pagi sekali. Sekali waktu cobalah jua Tuan berjalan ke arah Lubuk Minturun. Teruuuuus saja ke arah hulu, ke arah Kelurahan Air Dingin, Balai Gadang, Padang. Di sana ada jalan tembus rintisan Padang - Solok tapi belum selesai, terhenti sejak 1998. Jalan ini melewati hutan Lindung di Air Dingin. Di tepi jalan jelas sekali terpampang papan pemberitahuan yang besar berisi kutipan pasal-pasal dalam UU Kehutanan dan pemberitahuan bahwa di sana merupakan kawasan hutan lindung yang terlarang dirambah. Nyatanya, dirambah juga.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun