PADANG -- Bencana besar berupa
galodo (banjir bandang) yang melanda Kota Padang, Selasa (24/7) malam, menyisahkan banyak drama. Salah satunya dialami keluarga Cui yang berjumlah 6 orang. Keluarga Cui baru saja selesai berbuka, istri Cui sedang di dapur, ketika tiba-tiba bunyi gemeruduk terdengar dari arah hulu. Belum sempat menyadari apa yang terjadi, tahu-tahu rumahnya sudah kena hantam. Rumah berdinding kayu beratap seng itu langsung miring seketika. Keluarga ini segera berhampuran keluar, lari tunggang langgang menyelamatkan diri ke sebuah pondok lain di tengah sawah. Sial. Bukannya lari ke tempat yang lebih tinggi, keluarga Cui malah lari ke tempat rendah dekat tepi sungai. Tak ayal mereka harus naik ke cela-celah kasau pondok di tengah sawah. Sementara pondok ini sudah mulai miring dan sebentar lagi hanyut. Mereka saling berteriak histeris. Saya dan beberapa teman berlari mencari jalan untuk menyelamatkan keluarga ini. Tahu-tahu salah jalan dan malah terkepung banjir. Akhirnya kami yang lari tunggang langgang ke tempat lain. Kami cari akal. Cari akalnya sampai setengah jam, sementara banjir makin tinggi. Disepakatilah dengan menggunakan tali. Sebagian warga segera membawa tali dan melemparkan tali itu ke pondok tempat keluarga Cui terkepung banjir. Dengan susah payah, ditengah deru banjir berwarna kuning kecoklatan, hujan lebat, listrik mati pula, dan kilat menyambar-nyambar, keluarga Cui berhasil meraih tali. Satu persatu mereka berhasil mencapai titik tepi yang kering dari banjir. Pertama yang diselamatkan adalah anak sulung Pak Cui, seorang gadis ayu, yang telah hilang kesadarannya sejak beberapa menit lalu. Setelah semua sampai di tepian yang aman, Pak Cui dan Bu Cui malah kalang kabut. Usut punya usut mereka merasa kehilangan satu anaknya, Della (7). Orang-orang yang menolong juga tercekat. Masalahnya, semua orang di pondok tengah sawah tadi sudah dievakuasi, tidak ada lagi yang tersisa. Aku pun pulang ke rumah sebentar untuk melihat keluarga apakah masih aman-aman. Eh, tahunya si Della cengengesan bersama anak sulungku di rumah kami. Ia lagi minum teh sambil menggigil kedingingan setelah bajunya diganti. Kata Della, ia berhasil menyelamatkan diri pertama dengan berlari ke arah tepian yang aman, tidak ikut bapak dan ibunya. Di bawah ini adalah foto tempat semula rumah keluarga Cui. Sekarang telah licin disapu
galodo.
KEMBALI KE ARTIKEL