Saya mencoba membedah isi otak para golputers tersebut, terutama yang lebih memilih rekreasi ke objek wisata di berbagai daerah dibandingkan ikut coblos, sebagaimana luas diliput televisi. Ternyata isinya ini: ngapain juga coblos, siapa pun pemenangnya kagak ngaruh, mendingan hepi-hepi ke tempat wisata atau pulang kampung.
Isi otak para golputers tersebut tercermin dari berbagai opini di media massa, media sosial, termasuk Kompasiana, twitter, facebook dan wawancara jurnalis televisi kepada sebagian warga. Kesimpulan dari pandangan para golputers tersebut kemudian kusarikan sebagaimana di atas.
Isi otak golputers selebihnya ternyata melulu galau. Mereka ngebet coblos tapi apa daya tangan tak sampai alias tak terdata.[]