Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Loh, Kok UGB Jadi GB?!

7 Mei 2014   18:37 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:45 209 12
JANGAN GITULAH. Kok tiba-tiba UGB jadi GB (saja), U-nya ke mana? Giliran tersangkut masalah hukum kasak-kusuk hilangkan U-nya. Memangnya seorang ustad (U) tidak mungkin melanggar hukum, apa?

Dulu, sebelum tersangkut masalah hukum, publik mengenal Susilo Wibowo dengan panggilan seleb nan religius sebagai "Ustad Guntur Bumi" (UGB). Tiba-tiba sekarang berubah jadi Guntur Bumi (GB), saja, mentang-mentang si dia tersangkut masalah hukum.

Mirip-mirip politisi partai yang tersangkut masalah hukum sewaktu aktif di partai dengan memanfaatkan pengaruh politis di partainya. Tiba-tiba fungsionaris partai rame-rame memutus keterkaitan si politisi dengan partainya. Trik klasiknya: perbuatan oknum.

Jika demikian logikanya, artinya, ustad itu bukan manusia melainkan malaikat. Politisi bukan manusia melainkan malaikat. Karena dalam teologi hanya malaikat yang tak pernah salah.

Kalangan rasional, agnostik dan ateis tentu saja minta keberimbangan yang adil. Biarlah ustad tetap dipanggil ustad saat si ustad melanggar hukum: korupsi, terorisme, pencabulan, sodomi, penipuan, pemerkosaan, dll.

Memang sih ustad bukan gelar resmi akademik yang bisa dipasang dan dicabut dengan alasan tertentu. Namun demikian, tetap melekatkan gelar ustad di pribadi yang berlumur dosa akan sesuai dengan realitas kemanusiaan yang sarat dengan pertarungan baik dan buruk di dalam dirinya. Toh, ustad kotor mungkin saja bertobat.

Coba, giliran orang dicap liberal, agnostik, ateis, sekuler melanggar hukum. Apakah cap demikian akan dicabut juga dari kosa kata sosiologis? Misalnya, cap itu diganti ustad? Tentunya tidak. Malahan akan makin diperkuat lagi: itu lihat orang ateis sih.

(Sutomo Paguci)

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun