Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Sifat Seorang Pemarah

3 Agustus 2011   05:25 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:08 123 0
Dulu, aku orang yang bersifat pemarah. Aku tidak bisa meredam amarahku setiap hari. Guruku menyadari hal ini.

Untuk mengurangi rasa amarahku, Guruku memberikan sekantong paku dan mengatakan kepadaku agar aku memakukan paku itu ke pagar di pagar tembok sekolah tiap kali aku marah.

Hari pertama aku bisa memakukan 48 paku ke pagar belakang kelas. Namun secara bertahap jumlah itu berkurang. Aku menyadari bahwa lebih mudah menahan amarah ketimbang memaku paku ke pagar. Akihrnya aku bisa menahan dan mengendalikan amarah ku yang selama ini telah memburuku. Aku memberitakukan hal ini kepada Guruku.

Guruku mengatakan agar aku mencabut satu paku di pagar setiap hari dimana aku tidak marah. Hari-hari berlalu dan tidak terasa paku-paku yang tertancap tadi telah aku cabut dan lepaskan semua. Aku memberitahukan hal ini kepada Guruku bahwa semua paku telah aku cabut.

Guru tersenyum memandangku, dan ia menuntunku ke pagar. Dan berkata Hmm, kamu telah berhasil dengan baik anakku, tapi, lihatlah lubang-lubang di pagar ini. Pagar ini tidak akan pernah bisa sama seperti sebelumnya. Ketika kamu mengatakan sesuatu dalam kemarahan. Kata-katamu meninggalkan bekas.

Aku menyadari hal ini bahwa aku setiap kali marah aku teringat pada orang yang aku dendam tersebut. Guru tambah berkata Seperti lubang ini di hati orang lain. Kamu dapat menusukkan pisau pada seseorang, lalu mencabut pisau itu Tetapi tidak peduli beberapa kali kamu minta maaf, luka itu akan tetap ada dan luka karena kata-kata adalah sama buruknya dengan luka fisik

Terima Kasih Guru, kini aku dapat meredam dan mengendalikan amarahku setiap saat dan setiap waktu.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun