Mohon tunggu...
KOMENTAR
Kebijakan Pilihan

Jeritan Hati Anak Bangsa Akan Nasib Bangsanya

2 Januari 2025   05:00 Diperbarui: 1 Januari 2025   18:05 43 3

Membaca buku tulisan mantan Menteri Kesehatan RI era presiden SBY perioda pertama (2005-2009) berjudul "Kedaulatan yang Tergadai" (KyT) setebal 266 halaman ini membuat semangat nasionalisme kita terasa diaduk-aduk.

Ada perasaan marah, geram, jengkel, merasa bodoh, karena merasa bisa dikerjain oleh  negara adi kuasa, dengan penjajahan terselubung. Kalau di masa lalu, penjajah menjajah negara lemah secara fisik, kini menjajah secara ekonomi (neokolonialisme). Memberikan hutang yang berkedok bantuan, bahkan secara politik berhasil diizinkan memasukkan intelijen ke sebuah negara merdeka yang dibantu.

Buku KyT adalah sekuel dari buku pertama "Dunia Sudah Berubah" (DSB) yang kontroversial. Karena seorang perempuan berani menghadapi negara adi kuasa di meja perundingan internasional dan sanggup memenangkan adu argumentasi yang merugikan negara lemah.Bahksn buku DSB edisi bahasa Inggris sempat hilang dari pasaran, dan diissuekan ditarik dari peredaran.

Bahkan penulis mengakui menjadi Menteri yang tidak populer, yang kurang disukai atasannya. Karena dianggap terlalu keras dalam menghadapi negara adi kuasa, yang harus disikapi secara halus. Terbukti pada perioda kedua presiden SBY, ibu Siti Fadilah Suparii tidak terpilih lagi sebagai Menteri Kesehatan.

Buku KyT ditulis dengan bahasa yang sederhana seperti kita membaca sebuah buku harian. Sangat detail dari tanggal, kejadian / peristiwa, hingga hotel yang ditempati,  jalan yang dilalui dan makanan yang tersaji.Rupanya ibu Siti memiliki hobi menuliskan setiap detil aktivitasnya, sehingga mudah untuk diolah menjadi sebuah buku.

Sayangnya sebagian buku KyT berisi betapa kontroversialnya buku pertama, sehingga penulis diminta melakukan bedah buku di banyak tempat. Di Inggris, kampus-kampus dan pesantren terkenal di seluruh pelosok Indonesia.

Buku KyT hanya lebih nenegaskan konspirasi antara negara adi kuasa yang bisa mengendalikan lembaga kesehatan dunia, turut campur dalam masalah pengiriman sample virus, keuntungan yang diperoleh perusahaan farmasi secara ekonomi, peran NAMRU 2 dan peran Bill Gates saat berkunjung ke Indonesia.

Buku pertama dan kedua tepat untuk membangkitkan semangat nasionalisme pembacanya yang seakan tertidur. Memang pada era digital ini perjuangan bisa melalui pena atau konten digital. Hampir menyerupai peran Kartini saat memperjuangkan emansipasi perempuan melalui surat-suratnya ke Mrs. Abendanon, yang kemudian dikumpulkan dan dibukukan dalam buku "Habis Gelap Terbitlah Terang".

Juga seperti peran Bung Karno yang harus sabar, karena memerdekakan sebuah bangsa tidak seperti membalikkan telapak tangan.

Kedua buku tulisan ibu Siti perlu diapresiasi bila memang terbukti benar dan bukan sekadar apologi dari seorang mantan Menteri yang termasuk barisan sakit hati sehingga banyak menceritakan kekurangan pihak-pihak yang berseberangan dengan pemikirannya (untold story).

Membaca buku ini harus
dengan pikiran terbuka, bijak dan berusaha mendengarkan alasan dari kedua belah pihak (cover both side). Buku ini boleh dianggap sebagai tulisan pihak pertama. Semoga segera terbit buku tulisan pihak lainnya yang mendukung atau meluruskan tulisan pada buku ini. Apalagi pembaca yang tergolong awam, serta tidak mengenal seluk beluk virus, kesehatan, ekonomi dan politik.Tentu merasa galau, benarkah semua  yang tertulis dalam buku ini.

Memang sulit untuk menjadi pihak yang benar ditengah kerumunsn pihak yang tidak benar. Semua ini hanya Tuhan yang tahu. Seperti dicontohkan kisah Ramayana dalam buku ini, perbedaan dalam menyikapi kebenaran antara saudara kembar Kumbokarno dan Wibisono (hal. 234-235).

Biarlah waktu yang akan membuktikan suatu kebenaran. Sepandai-pandainya orang menyembunyikan kebusukan, suatu saat baunya pasti akan tercium.

Data buku

Judul: Kedaulatan yang Tergadai

Penulis ' Dr. dr. Siti Fadilah Supari Sp. JPK

Tebal : 266 halaman (termasuk cover)

Cetakan pertama: 2024

Penerbit : Onbloss creative, Bogor.

Chief Editor: Hartin Rosaline

Editor: Alia Fathiyah

Kulit muka & desain : Heru Tri Handoko

No. iSBN :978 602 611954-4

Harga : Rp. 180.000,-

Dipasarkan melalui Tokopedia dan Shoppee.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun