Bagi mereka yang ingin membuka usaha atau memulai bisnis, juga para pencari kerja pasti ingin mengetahui bisnis yang bakal moncer di tahun 2025.
Apakah itu?
Dari beberapa bacaan, berita maupun hasil bincang-bincang dengan para pebisnis, dapat direkap esrimasinya sebagai berikut:
* Bisnis yang terintegrasi dengan AI
AI atau kecerdasan buatan makin dalam memasuki kehidupan manusia. Beberapa aktivitas bisnis yang tadinya masih tergantung pada manusia, kini akan lebih effisien dan kompetitif bila memanfaatkan AI.
Sebut saja sektor kesehatan, keuangan, pendidikan, dan transportasi.
* Bisnis yang bersinggungan dengan internet
Penggunaan peralatan kantor yang memanfaatkan internet, sangat memudahkan pemantauan. Â Bahkan aktivitas penjualan (sales) yang merupakan ujung tombak perusahaan, sudah dapat dipantau melalui internet.
* Bisnis yang memperbantukan perluasan Reality
Seperti pemanfaatan Virtual Reality, Augmented Reality dan Mixed Reality.
* Bisnis yang  memanfaatkan teknologi kuantum
Kemampuan pengolahan data yang canggih, dapat memanfaatkan teknologi kuantum.
Juga bisnis yang berkelanjutan makin diminati, seperti energi terbarukan (pemanfaatan angin,  tenaga matahari, hidro dan geothermal), penggunaan kemasan yang bersifat biodegradable  lingkungan untuk menggantikan plastik, fesyen yang awet (pantas dipakai ulang, mudah didaur ulang, dan ramah lingkungan),  penggunaan bangunan dengan arsitektur yang bersifat green.
Dibidang kesehatan, orang makin bemperhatikan kesehatan pribadi, khususnya kesehatan mental. Pola makan sehat dan vegetarian yang menghindari penggunaan makanan berbahan baku hewani makin berkembang menjadi gaya hidup. Peralatan digital makin banyak digunakan untuk memantau kesehatan.
Pola perkantoran "9 to 5* makin ditinggalkan, sehingga prngembang properti wajib mewaspadai trend ini. Pencari kerja lebih memilih perusahaan yang memiliki peraturan  tidak mewajibkan kehadiran di kantor (WFH, WFA, bahkan freelance).
Penggunaan pembayaran non tunai nakin berkembang. Status uang kertas makin sulit. Meskipun kejahatan digital juga makin marak.
Penggunaan mata uang crypto makin diterima, sehingga perlu mengupgrade kemampuan diri.
Pemanfaatan ruang kerja bersama makin marak, sering makin meningktnya harga sewa perkantoran. Pameran mulai meninggalkan pusat pameran dan beralih kepada pemanfaatan pameran secara digital.
Penggunsan sosial media makin marak dan meluas ke beberapa platform.
Penggunaan pelatihan daring yang diawali saat merebaknya pandemi Covid makin diminati, karena praktis dan murah.
Sudahkah kita mempersiapkan diri kita guna bisa tidak ketinggalan ? Trend ini sifatnya estimasi sangat mungkin terjadi, namun bisa juga menyimpang bila ada fenomena yang kuat muncul.