Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Benarkah Generasi Z Sulit Memperoleh Pekerjaan?

12 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 12 Oktober 2024   10:02 96 6

Dari laporan Badan Pusat Statistik per Agustus 2023 diperoleh data bahwa tingkat pengangguran mencapai  6,53% atau 355 ribu orang dan kebanyakan adalah generasi muda.

Sumber yang lain mensinyalir sulitnya generasi mudra memperoleh pekerjaan akibat rapuhnya mental mereka. Sebagian besar pimpinan divisi HR mengeluh bahwa generasi muda tidak tahan banting, kena marah sekali saja, sudah mengalami depresi, bahkan ingin bunuh diri atau resign dari pekerjaan. Berbeda dengan generasi ayah ibu atau kakek neneknya yang bermental baja. Kena marah boss, malah datang lebih pagi keesokan harinya.

Lemahnya mental generasi muda ini sering dikenal sebagai generasi strawberry, yaitu generasi yang tampak bagus dan cantik, namun bila penanganan kurang tepat mudah rusak dan menjadi jelek.

Belum lagi berkembang pesatnya kecerdasan buatan (artificial intelligent / AI) dan robotik yang makin canggih dan menggantikan peran manusia hampir di segala bidang

Penulis sekarang mulai digantikan oleh Chat gpt, demikian pula ilustrator. Karyawan pabrik mulai digantikan oleh robot, yang tidak pernah demo minta kenaikan upah dan mengeluh kelelahan bila diminta kerja lembur. Peran jasa layanan di kembaga keuangan mulai digantikan oleh mesin, yang selalu sigap menjawab dengan tepat semua masalah dan tidak memiliki mood jelek. Dan masih banyak lagi peran manusia yang tergantikan oleh mesin dan kecerdasan buatan.

Akibatnya perusahaan lebih rela berinvestasi membeli robot dan apkikasi AI daripada mempekerjakan karyawan dari generasi muda yang lemah mentalnya.

Belum lagi lowongan kerja sejarang, yang dibutuhkan hanya untuk bidang pekerjaan yang membutuhkan kreatifitas.

Generasi muda yang biasa-biasa saja atau tergolong standar akan telibas oleh calon karyawan yang lebih kreatif.

Itulah sebabnya, orangtua dan guru harus mengubah cara mendidik generasi muda sekarang. Generasi muda harus mendapat pendidikan mental yang tangguh dan belajar nengasah kemampuan berpikir yang kreatif.

Ilmu eksakta yang dulu dipuja-puja, harus digantikan oleh ilmu sosial budaya yang lebih kreatif. Hampir semua bidang pekerjaan membutuhkan karyawan yang kreatif.

Cara mendidik generasi muda sekarang harus berubah. Budaya perusahaan juga harus menyesuaikan dengan minat karyawan, seperti tidak mewajibkan 9 to 5 di kantor (work from office) saja, melainkan boleh dikombinasi dengan Work From Home (WFH) bahksn Work From Anywhere (WFA). Jadi, sekarang perusahaan harus menuntut output oriented, bukan lagi tingkat kehadiran di kantor atau tempat jerja.

Bisakah kita berubah ? Baik pemberi maupun pencari kerja. Karena zaman sudah berubah.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun