Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Hitam Putihnya Kehidupan

11 Oktober 2024   10:00 Diperbarui: 11 Oktober 2024   10:03 68 3

Bila kita dihadapkan pada sebuah kertas dengaan gambar kotak berwarna hitam dan putih

Mana yang menjadi fokus bagi penglihatan kita ? Secara rata-rata kita akan lebih fokus pada kotak berwarna hitam.

Coba kita ganti, kotak berwarna hitam, diletakkan diantara kotak berwarna putih. Hasilnya kita juga lebih fokus pada kotak berwarna hitam.

Bahkan bila kotak berwarna hitam ini diganti dengan kotak kecil berwarna hitam atau titik kecil hitam diantara deretan kotak berwarna putih. Fokus penglihatan kita tetap pada kotak kecil berwarna hitam maupun titik hitam.

Kenapa hal ini terjadi ?

Karena dalam kehidupan manusia, perbuatan buruk atau jahat (dilambangkan warna hitam) akan selalu diingat, daripada kebaikan (dilambangkan dengan warna putih). Walaupun kebaikan itu telah dilakukan berulang kali, namun bisa lenyap oleh satu keburukan.

Dalam pelajaran bahasa Indonesia, kita mengenal peribahasa yang berbunyi "karena nila setitik, rusak susu sebelanga".

Mau bukti ?

Saya pernah melakukan sekali kesalahan fatal pada sebuah proyek pelelangan bernilai ratusan juta Rupiah, gara-gara salah mengitimkan lampiran dokumen. Akibatnya, perusahasn kami dikenskan diskualifikasi.

Saya sempat kena marah boss, padahal saya telah berkali-kali memenangkan proyek pengadaan yang kalau dijumlah nilainya berkali lipat lebih besar.

Memang saya tidak kena sangsi PHK, namun sejak itu, saya tidak pernah kerja sendiri. Selalu ada teman yang ikut memeriksa pekerjaan yang saya lakukan.

Contoh lain, ada seorang anak yang berhasil diselamatkan oleh seorang mantan napi dari penculikan. Ketika orangtua menjemput, mereka langsung merebut anaknya dari genggaman tangan sang mantan napi. Seolah takut sifat kejahatan sang mantan napi akan menular kepada anaknya.

Dari dua contoh di atas, hendaknya bila kita sudah berbuat baik, berbuatlah baik, tanpa cacat. Sekali kita berbuat kesalahan, orang tidak akan mempercayai kita lagi. Meski kita sudah berbuat baik, bila dulu sering berbuat buruk, maka sifat itu tidak akan hilang.

Demikian pula bila kita dikenal jujur, jangan sekali-kali berbuat curang. Misal karena butuh dana, kita sempat melakukan kecurangan. Nah, orang tidak akan pernah mempercayai kita lagi. Dalam benak mereja, pasti kita sudah sering berbuat curang, hanya baru ketahuan sekali. Padahal memang kita berbuat curang, saat itu saja.

Memang sekali melakukan kesalahan, tidak akan termaafkan. Jadikanlah kesalahan itu sebgai pedoman, agar kita tidak mengulangi lagi

Memang manusia lebih mudah mengingat kesalahan atau keburukan manusia lainnya. Dibandingkan kebaikan yang telah dilakukan.

Ini hukum alam yang harus kita resapi dan camkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun