Bedanya super market bersih dan berpendingin, sedangkan pasar tradisional becek dan panas.
Namun akhir-akhir ini telah muncul, pasar modern, pasar dengan kompromi diantara keduanya. Meski pasar modern tidak berpendingin, namun suasananya bersih. Ruangan pasar juga terang, karena gerai sudah diatur rapi, beda dengan pasar tradisional yang cenderung gelap. Karena ceceran / potongan akan digelontor air bertekanan tinggi dan disalurkan ke saluran pembuangan.
Juga pemotongan hewan dipusatkan pada satu lokasi, sehingga mudah dibersihkan.
Contoh pasar modern di Jabodetabek adalah Cikupa dan BSD.
Bila generasi muda saat ini mengharapkan pasar yang instagramable, kunjungi pasar tradisional yang memperlihatkan budaya suatu daerah. Dengan berkunjung ke pasar tradisional, kita akan merasakan denyut ekonomi suatu daerah Baunya juga sangat khas.Tips berbelanja disini, kenakan sepatu boot atau sepatu safety guna menghindari jalanan yang becek atau menginjak benda tajam secara tidak sengaja.
Pasar tradisional di Jakarta, contoh pasar Mayestik, Pasar Lama di Tangerang, pasar Klewer dan Gede di Solo, pasar Bringhardjo di Jogja, pasar Cinde di Palembang yang bentuknya mirip pasar Johar, Semarang yang sudah beberapa kali terbakar. Atau pasar 16 Ilir. Serta Pasar Ambuwa di Gorontalo.
Selain suasana pasar tradisional yang spesifik, barang dagangan juga bisa menjadi obyek foto yang menarik. Juga wajah-wajah polos dengan semangat juang yang tinggi dari para pedagang maupun kuli panggul di pasar. Merupakan obyek foto yang menarik dan humanis.
Kita dapat berswa foto dengan suasana pasar yang terasa orisinal. Dengan para pedagang yang lugu namun memilki semangat juang tinggi. Namun wajib berhati-hati, jangan terlaku asyik berswa foto karena bisa bertabrakan dengan sesama pengunjung pasar maupun dengan kuli panggul yang berlalu lalang mengangkat barang dagangan.
Yang pasti pasar adalah tempat berbelanja, bukan tempat untuk berswa foto. Meski hasilnya unik, namun hormati kepentingan orang lain, baik pedagang maupun pengunjung lain.
