Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Mengenal Alat Simulasi Orientasi Penerbang

26 Juli 2024   05:00 Diperbarui: 26 Juli 2024   05:06 162 6
Dunia aviasi, memang secara statistik memiliki rerata kecelakaan yang relatif lebih rendah, bila dibandingkan dengan transportasi laut dan darat. Namun bila terjadi kecelakaan, hampir dipastikan jumlah korbannya lebih banyak.

Mengapa transportasi udara bisa jarang mengalami kecelakaan ? Karena pilot / penerbang  sengaja disiapkan secara khusus. Selain memiliki surat izin mengemudikan pesawat udara, pilot atau penerbang juga diwajibkan menjalankan pelatihan simulasi, khususnya yang mempengaruhi kondisi tubuhnya.

Saat mengikuti Edukasi Lakespra dari Kompasiana Air, kami sempat diperkenalkan dengan alat penguji orientasi penerbang.

Orientration Trainer ini mampu mensimulasikan kondisi yang bisa saja akan dialami oleh penerbang, seperti harus mendarat di rumput, mendarat di air, terbang dalam cuaca buruk, dan lain sebagainya. Alat ini juga mampu menciptakan ilusi yang sering dialami oleh seorang penerbang saat mengemudikan pesawat udara.

Kondisi-kondisi diluar dugaan ini dapat menimbulkan disorientasi spasial pada penerbang. Maka, penerbang harus dilatih, agar mampu lebih mempercayai peralatan daripada perasaannya sendiri yang mungkin kurang tepat.

Jadi prinsip pelatihan orientasi adalah mengenali kondisi SDO (Social Dominance Orientation), yang meliputi unrecognised,  recognised, dan incapacitating.

Mampu melakukan tindakan benar dan percayai pada instrumen , sehingga menghasilkan keselamatan  selama terbang.

Yang perlu diantisipasi adalah terjadinya disorientasi spasial, yakni ketidakmampuan menentukan posisi, pergerakan, maupun sikap tubuh atau pesawatnya terhadap permukaan bumi dan gravitasi vertical, penerbang terhadap pesawatnya sendiri, maupun pesawatnya terhadap pesawat lain.

Ilusi vestibular. Adanya keseimbangan pada saluran setengah lingkaran dan organ otolith.

Pengujian terhadap ilusi somatogyral, sensasi yang salah terhadap rotasi, akibat salah persepsi terhadap besarnya atau arah dari rotasi sebenarnya.

Graveyard spin, saat penerbang masuk ke manuver spin, awalnya merasa berputar. Jika durasi spin cukup lama, sensasi berputar perlahan menghilang. Dampaknya, saat ingin keluar dari spin, merasa memasuki spin baru ke arah yang berlawanan. Dan penerbang cenderung akan melakukan manuver spin kembali ke arah yang pertama.

Graveyard spiral, saat berbelok durasi lama awalnya merasa berbelok, jika durasi berbelok cukup lama, sensasi berbelok perlahan menghilang. Dampaknya, saat akan mengakhiri manuver berbelok, merasa melakukan manuver berbelok ke arah berlawanan. Resikonya penerbang cenderung mengatahkan pesawat ke arah semula, sehingga sudut belok semakin tinggi dan pesawat dapat kehilangan ketinggian.

Masih ada beberapa ilusi vestibular lainnya, seperti ilusi koriolis, ilusi somatogravc, head up dan head down.

Ilusi visual terjadi ketika terdapat perubahan referensi visual atau tidak adanya referensi visual yang akhirnya merubah persepsi penerbang terhadap posisinya.

Yang tergolong ilusi visual adalah Size Distance Illusion, Shape Consistency Illusion, False Horizon, dan Black Hole Effect..

Alat simulasi ini berupa Basic Orientation Trainer (BOT) untuk ilusi vestibular dan Advanced Orientation Trainer (AOT) untuk ilusi vestibular dan visual. Kami sempat menyaksikan jalannya proses simulasi penerbangan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun