Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hobby Pilihan

Penggemar Horor Tidak Identik dengan Picisan

20 Juli 2024   08:30 Diperbarui: 20 Juli 2024   10:17 126 9

Horor menurut Kamus  Besar Bahasa Indonesia (KBBI) adalah sesuatu yang menimbulkan perasaan ngeri atau takut yang amat sangat. Yang disebut penggemar horor bisa saja menyenangi cerita horor, cerita misteri, sastra horor, atau film horor.

Film horor boleh dikatakan paling banyak penggemarnya, sehingga produser banyak yang berani menggelontorkan modal, karena ROI (Return On Investment) tinggi, atau cepat balik modal. Uniknya di Indonesia setiap liburan, bahkan libur Lebaran justru berlomba-lomba untuk menayangkan film horor. Baik produk nasional, Western, maupun Thailand.

Hanya sayangnya film horor kadang terlalu ekstreem, sutradara mengumbar adegan yang tidak masuk akal maupun jorok berdarah-darah.

Sedangkan di radio baik daring maupun luring, cerita horor sering disiarkan pada malam Jum'at. Dengan memberikan latar belakang musik bernada menyeramkan untuk membuat suasana lebih mencekam.

Di Indonesia juga pernah terbit majalah misteri, novel horor, serta situs misteri.

Menurut Ni Made Sri Andani, dalam bincang-bincang pra diskusi, seorang dokter hewan yang pensiunan direktur HRGA sebuah perusahaan, penulis hendaknya bisa menuliskan cerita horor yang bernilai sastra, masuk akal, dan pasti tidak merendahkan jati diri penulisnya. Yang penting, ceritanya berdasar pengalaman pribadi maupun cerita pengalaman teman, yang orisinil, tidak ditambahi bumbu-bumbu yang di luar logika.

Dalam tiga cerita pendek karya Ni Made Andani yang dimuat pada buku berisikan materi diskusi Sastra Horor dari Yon Bayu Wahyono, Andani menuliskan pengalaman pribadinya.

Cerita pendek ini bahkan telah diwujudkan kedalam bentuk YouTube film, seperti "Ghost", "Beli Jagung Depan Kuburan", dan "Kisah Burung Perkutut dan Sopir Taxi".

Andani menuliskan beberapa cerita misteri dari daerah kelahirannya di Bali, tetapi lebih banyak mendapatkan inspirasi dari pengalaman seram di Jakarta atau sekitar  kantornya. Seperti pada suatu malam, dia melihat sosok nenek tua duduk di dekat pintu toilet, ternyata setelah didekati tidak ada siapa-siapa. Entah peristiwa ini hanya sekadar halusinasi karena kelelahan kerja  sehari di depan notebook.

Andani juga banyak menuliskan cerita pengalaman teman-teman kantornya. Seperti misalnya, teman kantornya disebut sebagai "orang pintar" oleh pengasuh bayinya. Karena temannya itu saat menegur pengasuh bayinya yang lalai, dapat menyebutkan kesalahannya dengan tepat bahkan pada menit dan detiknya. Padahal hal ini karena "kekurang pengetahuan si pengasuh bayi", karena teman Andani telah memasang kamera CCTV yang dapat dipantau dari kantor.

Jadi, cerita yang dituliskannya sangat masuk akal dan dapat diterima logika. Dalam cerita "Ghost", Andani menceritakan ketakutannya pada suatu malam, karena ia mendengar bunyi tetesan air di kamar mandi. Padahal ternyata hanya suara yang berasal dari seekor cecak yang terperangkap di bekas gelas minum anaknya dan sedang berusaha keluar.

Jadi, asal penulis dapat menuliskan cerita misteri yang masuk akal, jangan khawatir dicap picisan.

Juga stereotip warga yang ingin disebut saleh (sholat lima waktu atau selalu ke gereja), mereka sering menutupi pengalaman menyeramkannya. Padahal bila mau diceritakan secara jujur dan masuk akal, mereka tidak perlu kawatir dicap tidak saleh.

Bagi Anda yang ingin mendapat "inside" dari sastra horor, silakan hadir dalam diskusi sastra horor yang akan diadakan pada hari Jum'at 26 Juli 2024 pukul 14.00 WIB di Aula Pusat Dokumentasi Sastra (PDS) HB Jassin, Lantai 4 Gedung Ali Sadikin, komplek Taman Ismail Marzuki (TIM), Cikini, Jakarta Pusat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun