Kami sadar sudah tiba di Antartica, karena melalui deck kapal melihat sebongkah es sangat besar, seluas lapangan sepak bola.
Bersamaan dengan munculnya pengumuman dari kapten kapal, bahwa kapal sudah tiba di Diamond Bay, Antartica.
Seluruh penumpang kapal keluar kamar, menuju ruang observasi, untuk menyaksikan gunung es. Ada yang sibuk mengeluarkan teropong dan kamera canggih dengan lensa telenya.
Kami menyaksikan bongkahan es dimana-mana. Es yang berbentuk gunung. Bongkahan es berjajar seakan tak henti-henti sedemikian panjang. Sebagian terapung di laut. Berwarna putih, hijau toska dan biru. Sebuah pengalaman yang baru pertama kali dialami, membayar tunai semua ketegangan kami saat digoyang ombak di Selat Drake.
Karena sibuk menikmati bongkahan es, kami tidak menyadari bahwa kapal dengan perlahan telah tiba di Paradise Bay.
Tak lama berselang, tim Antartica memberitahukan bahwa sebentar lagi akan melintas serombongan ikan paus jenis humpback. Juga kami dapat menyaksikan rombongan penguin sedang berenang, serta singa laut yang asyik berbaring pada sebongkah es.
Karena terlalu asyik menyaksikan bongkahan es, kami tidak menyadari bahwa wajah dan telapak tangan sudah membeku. Kami langsung ke kabin restoran yang dilengkapi dengan pemanas guna menghangatkan badan, sambil menghirup secangkir kopi panas.
Antartica adalah sebuah benua di kutub Selatan, yang dikelilingi tiga samudera besar, yakni samudera Hindia, samudera Atlantik, dan samudera Pasifik.
Secara resmi benua ini tidak menjadi milik satu negara tertentu, melainkan menjadi milik bersama oleh Inggris, Argentina, Chile,New Zealand, Australia, Prancis, dan Norwegia.
Luas benua ini lebih besar daripada Eurasia. Merupakan benua terdingin karena dipadati oleh es.
Inilah sebuah pengalaman petualangan tak terlupakan, berwisata ke Kutub Selatan.