Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Impor Gandum Sudah Lebih Besar dari Beras

10 November 2023   10:00 Diperbarui: 10 November 2023   10:02 176 5
Orang Indonesia sejak anak-anak sudah dibiasakan menyantap karbo. Ada istilah popular di masyarakat, bahwa belum kenyang kalau belum makan nasi.

Itulah sebabnya bila kita makan pagi di hotel, selain mendapati roti / kue, sereal, dan bubur, sering kali mendapati nasi goreng atau nasi uduk.

Di kalangan rumah tangga yang sudah mapan tingkat ekonominya, sering kali makan pagi sudah beralih dari nasi ke roti.

Sedangkan kalangan menengah ke bawah lebih banyak ditemukan menyantap mie cepat saji. Itulah sebabnya impor gandum tercatat oleh BPS lebih besar daripada beras. Sehingga saat terjadi perang Ukraina - Rusia, harga mie cepat saji langsung naik karena harga impor gandum yang naik gara-gara perang.

Hal ini disebabkan di Indonesia sulit menanam gandum sendiri, karena kontur tanahnya yang berbukit-bukit, alias tidak rata, sehingga upaya bertanam gandum membutuhkan beaya lebih mahal  Sehingga solusinya impor lebih murah. Jadi jangan heran bila Indonesia adalah negara pengimpor gandum nomor satu di dunia.

Meski masih menjadi pertanyaan besar mengapa konsumsi gandum sekarang lebih besar daripada beras. Padahal menurut hasil sebuah survei, muncul kesimpulan bahwa bisnis roti kurang bagus di Indonesia. Karena penduduk Indonesia tidak mengkonsumsi roti sebanyak penduduk Eropa.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun