Setelah pernyataan itu, gaduhlah dunia perpolitikan Indonesia. Demokrat merasa dikhianati dan ditikung, banyak baliho ARB-AHY diturunkan. Dan secara emosional, Demokrat menyatakan hengkang dari KPP. Juga telah ada pernyataan dari Ketua PB NU, bahwa NU tidak mendukung capres-cawapres siapapun. Yang justru indikasi lemahnya capres-cawapres dari KPP ini.
Meski PKS hingga hari ini masih menyatakan tetap mendukung ARB sebagai capres. Itu artinya PKS masih tetap dalam KPP. Namun ada tanda-tanda akan keluar juga, karena saat deklarasi ARB-MI di Surabaya, Presiden PKS tidak hadir, juga sikap PKS yang menunggu keputusan Dewan Syuro.
Dengan terpilihnya MI sebagai cawapres mendampingi capres ARB, apakah berarti PKB akan bergabung dengan KPP? Dan hengkang dari KKIR (Koalisi Kebangkitan Indonesia Raya) yang didirikannya bersama Gerindra? Kemungkinan ini ada, meski akar rumput PKS dan PKB sangat berbeda warnanya.