Saat mendapat tantangan dari komunitas Click, komunitas Kompasiana penggemar transportasi berbasis rei, baik kereta api antar kota, commuter Line, MRT maupun LRT. Terlintas di benak saya keramaian Klenteng Kim Tek Ie atau vihara Dharma Bhakti, sebuah Klenteng tertua di Jakarta, yang pernah saya kunjungi saat mengikuti wisata jalan kaki dengan Wisata Kreatif Jakarta atau Jakarta Food Traveler, yang selalu mengagendakan wisata ke kawasan Glodok atau pecinannnya Jakata saat menjelang lmlek. Namun dari rumah terlalu jauh, meskipun bisa dicapai melalui stasiun Mangga Besar lalu ganti gojek.
Saya juga pernah mengunjungi Klenteng Hok Tek Bio atau Dhanagun di kawasan Surya Krncana, Bogor serta Klenteng Phan Ko Bio di Pulo Geulis, Bogor saat mengeksplorasi Kampung wisata di Bogor bersama Koteka tahun lalu. Bogor juga masih cukup jauh.Meskipun dapat dicapai melalui stasiun Bogor.
Selain itu, ada pula Klenteng di kawasan Pasar Baru, Jakarta Pusat, yang juga bisa dicapai melalui stasiun Sawah Besar. Saya pernah mengunjungi Klenteng Sin Tek Bio bersama Wisata Kreatif Jakarta pada trip Little India.
Akhirnya, setelah bertanya pada mbak Muthiah, Ketua Click, saya memutuskan untuk mengunjungi Klenteng Boen Tek Bio di Tangerang. Meski tampaknya dekat, antara Tangerang Selatan ke Tangerang, ternyata harus memutar dulu. Dari stasiun Sudimara menuju stasiun transit Tanah Abang di Jakarta Pusat, lalu menuju stasiun transit Duri, di Jakarta Barat baru menuju stasiun Tangerang.
Dari stasiun Tangerang cukup jalan kaki menuju Pasar Lama, Tangerang. Ketika saya masih boleh mengendarai mobil, lebih dekat melalui jalan yang sejajar dengan sungai Cisadane, lalu jalan kaki sebentar melalui gang yang terdapat Roemah Boeroeng, sudah tampak Klenteng Boen Tek Bio.
Sebenarnya saya sudah beberapa kali mengunjungi Klenteng ini, saat berwisata bersama Arie Parikesit dan Wisata Kreatif Jakarta juga saat bersama alumnus Sekolah Karangturi Semarang eksplorasi Tangerang.
Menurut pengelola Klenteng, Klenteng Boen Tek Bio didirikan tahun 1684 sebagai tempat sembahyang orang-orang Tionghoa yang berdagang di Pasar Lama, Tangerang. bahkan orang Tionghoa yang tinggal di Teluknaga, Tangerang banyak yang menetap di Pasar Lama. Itulah sebabnya mereka mendirikan Klenteng Boen Tek Bio di Pasar Lama.
Klenteng ini juga menjadi simbol tingginya toleransi di Tangerang. Klenteng yang berdiri ditengah pasar ini berada di tengah keramaian aneka ragam manusia dengan beda suku dan agama.
Memasuki bagian depan Klenteng, kita disambut dua patung singa penjaga. Barulah kita tiba di ruang utama persembahyangan yang terdapat beberapa patung dewa dewi. Yang merupakan patung tuan rumah adalah dewa Bumi, Tek Tjen Sien. Dewa Bumi dipercaya memberikan kemakmuran dan kesuburan tanah, namun hanya kepada manusia yang berkelakuan baik terhadap sesamanya.
Selain patung Dewa Bumi juga terdapat patung Bi Lek Hud yang dipercaya memberikan kebahagiaan dan kejayaan Nuansa warna merah dan deretan lilin besar memadati ruang utama ini.
Seperti Klenteng lainnya juga terdapat tempat abu besar di bagian luar yang diperuntukkan bagi Thian (Tuhan), lalu di bagian dalam terdapat tempat abu dengan iukuran lebih kecil untuk Dewa Bumi.
Pada Klenteng Boen Tek Bio juga terdapat lonceng yang konon kabarnya diimpor dari Tiongkok.
Klenteng Boen Tek Bio selalu menjadi pusat ibadah pada perayaan Imlek bagi orang Tionghoa Tangerang, sama halnya dengan Klenteng Petak Sembilan di Jakarta.
Saat menjelang Imlek, Klenteng ini selalu ramai oleh orang yang beribadah maupun para penggemar fotografi yang nengabadikan Indahnya warna warni di Klenteng ini.
Karena saya tidak beribadah, setelah puas melihat-lihat suasana Klenteng, saya lanjutkan dengan berburu kuliner di Pasar Lama.
Bagi yang ingin nemahami sejarah kota Tangerang dan warga Tionghoa Tangerang yang terkenal dengan sebutan Ciben (Cina Benteng) dapat mengunjungi museum Benteng Heritage dan Roemboer (Rumah Boeroeng).
Demikian cerita jalan-jalan santai menjelang Imlek ke Klenteng Boen Tek Bio, bagaimana dengan Anda? Tertarik? Kalau ya, silakan mengikuti panduan saya di awal tulisan ini untuk menuju Klenteng Boen Tek Bio. Yuk, jalan-jalan dengan kerta api.