Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Pilihan

Kaya atau Miskin itu Relatif

7 Januari 2023   05:00 Diperbarui: 7 Januari 2023   06:01 376 13

Pada akhir tahun 2022 terdengar berita, bahwa PT KAI atau KCI akan mengubah tarif harga commuter line atau KRL di Jabodetabek pada awal tahun 2023. Padahal commuter line adalah transportasi murah yang aman dan anti macet, meski konon kabarnya Pemerintah terlalu banyak memberikan subsidi pada tarif commuter line selama ini. Uniknya kenaikan tarif harga KRL ini membedakan penumpang kaya dan miskin. Bagaimana cara membedakannya ya? Kaya dan miskin itu khan relatif. Karena di masyarakat ada orang miskin yang sok kaya dengan berani berhutang, sebaliknya ada orang kaya yang sok miskin bila mengikuti wawancara uang sumbangan masuk sekolah atau saat mengambil BLT. Itu artinya status kaya atau miskin tidak dapat dibuktikan dengan kasat mata.

Lalu untuk menyeleksi siapa yang termasuk golongan kaya dan miskin, Bagaimana caranya? Karena di KTP tidak ada penggolongan ini. Apakah harus menggunakan surat bukti laporan pajak atau kartu Keluarga Sejahtera yang telah dibagikan kepada masyarakat golongan miskin? Padahal pembagian kartu Keluarga Sejahtera ini belum sempurna, banyak orang miskin belum tersentuh, malahan ada orang kaya yang berhasil mendapatkan kartu ini. Tentunya karena kecurangan aparat yang membagikan kartu ini.

Juga kesulitan lainnya, antar tetangga bisa saling pinjam kartu. Misal si miskin sedang tidak bepergian, lalu si kaya meminjam kartu milik si miskin, maka dapatlah si kaya naik KRL dengan tarif harga golongan miskin.

Bagaimana solusinya? Saya teringat sistem penjualan karcis bioskop jadoel (jaman doeloe). Sekitar 1960-1970-an, harga karcis bioskop terbagi atas kelas 1 dan kelas 2. Kelas 1 harganya lebih mahal daripada kelas 2. Fasilitas yang didapat, tempat duduk berada di deretan belakang, jadi yang kelas 2 yang duduk di deretan depan.

Nah, tiket KRL lebih mudah jika menerapkan sistem kelas ini. Misal kelas 1 dan kelas 2. Kelas 1 membayar harga tiket tanpa subsidi, sedang kelas 2 membayar tiket dengan subsidi.

Gerbong juga dibedakan seperti gerbong khusus wanita saat ini. Misal gerbong 2 dan 3 khusus untuk kelas 1, masuknya juga melalui bagian peron tersendiri yang dijaga oleh polsuska. Sehingga tidak perlu melakukan pemeriksaan diatas KRL. Sementara penumpang kelas 2 naik dan masuk ke gerbong melalui bagian peron lainnya.

Bila memungkinkan kelas 1 diberikan fasilitas lebih menarik, misal jaminan tempat duduk, ada fasilitas colokan listrik untuk mencharge ponsel di bagian bawah kursi, wifi lebih cepat, dan fasilitas lainnya.

Semoga dengan pembagian kelas ini memudahkan menyeleksi antara si kaya dan si miskin serta  mencegah pinjam neminjam kartu.

Atau, KAI punya solusi lebih baik? Silakan diterapkan. Yang peting supaya penerapan pembedaan tarif ini mudah dijalankan dan tidak menuai kontroversi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun