Setelah melalui jalan berliku, karena jembatan penghubungnya sedang dalam perbaikan, tibalah kami di Klenteng Phan Ko Bio yang merupakan Klenteng tertua di Bogor.
Kedatangan kami disambut dengan gegap gempita oleh suara gendang Tionghoa, rupanya penyambutan selamat datang mendatangkan atraksi barongsai. Setelah barongsai mempertunjukkan atraksi selamat datang, kami diajak ke dalam Klenteng untuk mendengarkan penjelasan dari Chandra, selaku pengurus Klenteng. Chandra didampingi anggota keluarga penemu Klenteng ini dan Ketua RW setempat.
Saat kami memasuki Klenteng, di halaman depan terdapat sebuah meja yang dijaga ibu-ibu yang menjajakan makanan. Rupanya ibu-ibu di Kampung Wisata pulau Geulis ini sangat menguasai kuliner. Kemudian terdapat hiolo, tempat abu bagi Tuhan, lalu di bagian dalam tempat abu bagi dewa tuan rumah, dewa Phan Ko. Dewa ini dipercaya sebagai nenek moyang orang Tionghoa.
Keunikan lain Klenteng ini tidak hanya didominasi warna merah dan kuning, namun juga ada warna hijau. Inilah akulturasi budaya yang menggabungkan budaya Tionghoa dengan budaya Sunda.