Waktunya disesuaikan dengan kedatangan mbak Gana dan keluarganya dari Jerman, yang sekalian berlibur ke Dubai, Tanjung Puting, Semarang, Lombok, Surabaya, Jakarta, Singapura, sebelum kembali lagi ke Jerman. Karena ada seminar, Ony Jamhari, Ketua Koteka hari ini berhalangan hadir.
Peserta Koteka Trip kali ini lebih bersifat ingin bertemu dengan mbak Gana, setelah hanya bisa bertemu secara daring. Hadir Taufik dan Edrida, dua nara sumber Koteka Talk. Perwakilan dari Komunitas Warga Kota yang ingin menuntaskan agenda Koteka Trip ke Purwakarta. Dan kira-kira 20 peserta dari 25 yang mendaftar. Termasuk mas Kevin mewakili Kompasiana.
Setelah seluruh peserta berkumpul di depan Kafe Batavia, Ira Lathief dari Wisata Kreatif Jakarta yang memandu Koteka Trip menyampaikan visi dan misi Wisata Kreatif Jakarta. Lalu kami berfoto bersama dengan latar belakang Museum Sejarah Jakarta di Taman Fatahillah atau Lapangan Fatahillah.
Di Taman Fatahillah terdapat meriam "Si Jagur" yang dianggap keramat, karena kabarnya dapat membuat wanita mudah hamil setelah mengelus bagian belakang meriam yang berbentuk jari Bima, Ibu jari yang diselipkan diantara telunjuk dan jari tengah. Karena sering ada sesaji, meriam ini pernah disimpan di dalam museum, kini sudah dikeluarkan lagi hanya diberi pagar. Konon kabarnya Jembatan meriam ini terdapat di bekas kerajaan Banten.
Di bagian tengah lapangan Fatahillah terdapat Pusat penampungan air minum di Batavia. Saat dioperasikan berbunyi glodok glodok. Sehingga daerah di dekat Kota Tua dinamakan Glodok.
Di bagian lain lapangan Fatahillah terdapat museum Wayang yang tadinya bekas Gereja dan terdapat makam biarawan, serta museum keramik, yang kita dapat membuat keramik seperti pada film 'Ghost', hanya sejak masa pandemi belum dibuka untuk dikunjungi.
Museum Sejarah Jakarta dulunys adalah kantor Gubernur Jenderal Belanda. Tempat ini terdapat lonceng yang selalu dibunyikan bila ada tawanan yang dihukum gantung atau pancung. Karena kantor Gubernur Jenderal juga berfungsi sebagai pengadilan. Bahkan terdapat penjara di bawah tanah. Pahlawan Indonesia yang pernah dipenjara disini adalah Pangeran Diponegoo dan Untung Surapti serta Tjut Nyak Dhien pada bagian wanita. Konon kabarnya Isi penjara ini hingga 50 orang, yang buang air besar dan kecil juga disini. Masih tampak rantai dengan bolà besi untuk diikatkan pada kaki para tahanan.
Didepan penjara bawah tanah diletakkan patung Hermes, dewa kesuksesan yang semula terpasang di kawasan Harmoni.
Setelah menyaksikan penjara bawah tanah, peserta Koteka Trip menikmati kuliner khas Betawi yang sudah langka, Es Selendang Mayang dan Kerak Telor.