Bagi kita yang baru memiliki anak kecil, ada baiknya juga sering mengajak anak-anak jalan-jalan ke luar rumah. Agar anak-anak tidak hanya mengenal lingkungan rumahnya saja, tetapi juga mengenal lingkungan diluarnya.
Pada Koteka Talk ke 100, Koteka, komunitas traveler Kompasiana sengaja mengundang Nurulloh, COO Kompasiana sebagai narasumber untuk memberikan tips dan wawasan berwisata dengan anak kecil. Acara dipandu dengan apik oleh Ketua Koteka, Ony Jamhari.
Nurulloh dan isteri saat ini sudah dikaruniai 3 orang anak, yang terbesar baru menginjak SD. Nurulloh memiliki kebiasaaan mengajak anak-anaknya keluar rumah tiap minggu. Nurulloh lebih senang ke destinasi yang memiliki tempat terbuka daripada mall.
Salah satu alasannya, mall membuat anak-anak jadi konsumtif, karena membeli mainan yang mahal, padahal hanya digunakan paling lama 3 hari.
Sebelum pandemi, berani menajak pergi cukup jauh, misal ke Yogya bahkan Singapura. Moda transportasi yang digunakan dati mulai mobil pribadi, kereta api hingga pesawat udara. Memang diakuinya paling tidak terlalu repot bila menggunakan mobil pribadi. Karena cukup repot membawa barang bawaan di kendaraan umum.
Kerepotan lainnya, anak-anak agak merasa takut ketemu orang yang belum dikenalnya di transportasi umum. Karena bila anak-anak menangis akan mengganggu kenyamanan penumpang lain
Tips yang dapat diberikan oleh Nurulloh saat berwisata dengan anak kecil:
1. Siapkan camilan, susu atau makanan dari rumah agar anak tidak terbiasa jajan.juga agar tidak kesulitan mendapatkan makanan yang cocok untuk anak dan tidak pedas. Dengan memasak sendiri, kita mengetahui dengan pasti kandungan nutrisinya.
2. Pergilah ke destinasi wisata pada week day, jangan pada week end yang biasanya ramai. Hanya saja bila anak sudah sekolah, harus berwisata pada saat liburan sekolah.
3. Carilah destinasi wisata yang cukup dekat, misal taman atau public area. Yang peting memiliki fasilitas toilet, musholla, ruang menyusui yang bersih dan bebas asap rokok
4. Tidak perlu membawa obat-obatan bil one day trip. Bila tiba-tiba anak sakit, lebih memilih membatalkan wisata dan langsung pulang.
5. Bila destinasi wisata cukup berbahaya, misal pantai atau gunung, anak harus selalu diawasi dan ddampingi. Orang tua harus meninggalkan gawai. Nurulloh pernah memiliki pengalaman pahit, ketika sedang menjawab telepon atau nembalas WA, anaknya terjatuh dari ranjang.
6. Biasakan anak-anak tidak membawa benda kesayangan untuk tidur, seperti guling atau boneka, dengan alasan nanti kotor dan tidak bisa dipakai lagi
7. Biasakan menabung, karena bepergian dengan anak-anak sering muncul biaya tidak terduga sehingga over budget.
8. Perlu merencanakan destinasi jauh setahun sekali, untuk yang dekat spontanitas saja.
9. Bila waktu berwisata kita berhalangan, wajib mengganti waktunya agar anak-anak tidak kecewa.
10. Jangan lupa membawa mainan, agar anak-anak tidak jenuh dan tidak rewel.
Bila kita sedang sibuk, usahakan jalan-jalan ke luar rumah, misal olahraga jalan kaki keliling kompleks.
Yang sering mengecewakan bila destinasi wisata tutup, karena Nurulloh sering bepergian secara spontanitas.
Pilihlah tempat wisata yang tiket masuknya tidak terlalu mahal, biasanya di Indonesia berpatokan pada usia dan tinggi badan. jangan tempat yang Instagramable karena lebih cocok untuk remaja.
Salah satu destinasi yang diidamkannya adalah mengunjungi rumah nenek anak-anak di Wonosari, agar anak-anak bisa bermain di sawah, sungai dan suasana yang alami.
Bila harus menginap, Nurulloh lebih senang menyewa rumah misal lewat Airbnb daripada hotel. Bila terpaksa menginap di hotel berusaha mendapatkan dua kamar yang terhubung (connecting room), meski sulit mendapatkannya. Yang peting ruangan cukup luas, sehingga dapat menambahkan extra bed bila diperlukan.
Anak-anak senang berwisata ke pantai, karena dapat bermain layang-layang, bermain pasir. Bila datang pada week day, seakan pantai milik pribadi. Bila ke gunung lebih dekat dengan alam, karena sering ada satwa yang datang.