Komunitas dapat terbentuk berdasar hobi atau minat, misal sama-sama senang menulis, senang nonton film, senang kuliner, senang jalan-jalan, senang main games, pecinta satwa, senang lari, senang gowes, senang jalan kaki maupun senang nonton sepak bola, tenis, bulu tangkis, basket, balap motor maupun balap mobil Formula 1.
Komunitas juga dapat terbentuk berdasar kesamaan domisili misal komunitas di kompleks perumahan BSD City, penulis di Tangerang Selatan, pelari di Bintaro, maupun kesamaan usia, misal komunitas ibu-ibu yang paska melahirkan.
Agar komunitas dapat berkembang, Ainun Chomsun, pendiri Akademi Berbagi berbagi ilmu dalam acara BSD City Community Gathering 2019 pada 8 September 2019. Empat faktor yang menjamin eksistensi komunitas adalah adanya rasa saling percaya, partisipasi aktif dari sebagian besar anggota, terbentuknya identitas yang jelas serta memberikan manfaat dan ritual bagi anggota komunitas. Pengurus komunitas harus mampu menciptakan kebutuhan, bukan sekedar keseruan saja.
Kunci sukses membangun komunitas adalah bagaimana Anda mampu memahami perilaku manusia. Contoh paling sederhana, manusia sangat akrab dengan sosial media adalah disebabkan kebutuhan eksistensi. Hampir semua kegiatan sehari-hari diunggah ke sosial media, bahkan ada yang tidak sadar mengunggah hal-hal yang sudah tergolong privasi pribadi.
Empat kunci sebuah komunitas dapat disarikan dengan singkatan POST. P dari People, siapa target audiens yang disasar untuk menjadi anggota. O dari Objective, apa tujuan komunitas didirikan atau dibentuk, S dari Strategy, terdapat tools, teamwork, timeline, activation, dan budget yang harus dikelola dengan seksama, dan T dari Technology, yakni menentukan platform dan harus user friendly.
Pada faktor keanggotaan ada empat hal yang patut diperhatikan adalah Reward, Role, Ritual, dan Regeneration.