Lalu bagaimana kita dapat menjadikan anak didik kita menjadi kreatif dan mampu menjadi problem solver nantinya, tentu memerlukan cara dan kiat yang mamapu mengoptimalkan kemampuan alat pikir siswa. Tentunya dalam pembelajaran di kelas harus membelajarkan siswa berpikir kritis, disini pembelajaran yang kritis yaitu memanusiakan manusia, Pembelajaran kritis mensyaratkan prinsip-prinsip pembelajaran yang bertujuan untuk memanusiakan manusia. Yaitu merupakan proses dimana pendidik membantu peserta didik untuk mengenal dan mengungkap kehidupan yang senyatanya secara kritis.
Dalam pandangan Freire pembelajaran kritis didalamnya terdapat semangat konsientisasi, proses dimana manusia berpartisipasi secara kritis dalam aksi perubahan. Salah satu poin penting dalam konsientisasi adalah mengenal situasi (misalnya berupa konsepsi ilmu pengetahuan, ekonomi, pendidikan, politik yang ada), bukan sebagai situasi yang begitu saja diterima, namun dianggap sebagai situasi yang dinamis dan dalam proses pembentukan, makakonsientisasi mensyaratkan kejelasan atas apa yang ada dan tersembunyi. Disinilah peran pembelajaran sebagai pilot project, yakni untuk mengantarkan peserta didik untuk mencapai kesadaran kritis, sehingga dengan sendirinya pembelajaran juga berperan melakukan kritik terhadap dominasi yang sebelumnya membelenggu kesadaran (ilmu pengetahuan) dari peserta didik
Gaya mengajar ini mampu menjadikan siswa memiliki kemampuan untuk menganalisis serta mengkritik hal yang sedang terjadi, sehingga siswa tidak hanya menjadi subyek pembelajaran, melainkan menjaddi obyek pembelajaran yang utama. Terkadang dalam melakukan perubahan gaya mengajar terdapat beberapa kendala yang ada di lapangan. Karena banyak guru-guru yang masih kuno, dimana guru jaman dulu beranggapan bahwa jika siswa dibiarkan sendiri dalam belajar nantinya tidak akan mengena bahkan hanya untuk man-main saja, serta menjadikan anak didik tidak patuh dan tidak hormat terhadap guru. Guru jaman dulu masih mengangap bahwa dengan memberikan informasi secara terus menerus kepada siswa maka lama-lama siswa akan memahaminya karena sering mendengarkan penjelasan guru. Bahkan lebih kunonya lagi bahwa apabila siswa dalam menerima penjelasan guru tidak anteng, diam, dan sideku. Guru akan memarahinya karena guru beranggapan bahwa apabila tidak tenang maka ilmu yang diberikan tidak akan diterima dengan baik. Bahkan jaman dulu sampai-sampai dibuat nyanyian untuk anak-anak, bahawa siswa harus tenang, diam dan serius mendengarkan apa yang diucapkan guru, sehingga siswa tidak ada aktifitas sama sekali dalam pembelajran.
Dari sinilah kta sebagai calon pengajar harus mampu merubah persepsi mengenai hal diatas, kita harus mampu mengadakan inovasi atau kebaruan dari hal-hal yang sudah ada. Kita harus mampu menciptakan suasana belajar yang menyenangkan baik bagi guru maupun pesrta didik, apabila model lama seperti diatas mungkin hanaya menyenanngkan untuk gurunya saja, karena siswa tidak ada yang menyangkal karena diam saja dalam mengikuti pelajaran. Atau bahkan menjadi sesuatu hal yang membosankan bagi guru maupun bagi siswanya.
Misalkan :
"seorang guru dari rumah sudah semangat dan matang persipannya untuk mengajar di dalam kelas esok harinya, setelah masuk ruangan guru langsung memberikan penjelasan dengan bergairah dan semangat serta dengan rasa percaya diri yang tinggi karena sudah persiapan dengan matang, namun sebaliknya peserta didik sama sekali tidak antusias mendengarkan penjelasan guru karena guru hanya ceramah dan menjelaskan materi secara terus menerus sehingga siswa seperti mendengarkan radio. Setelah melihat kondisi siwanya yang tidak semangat mengikuti pelajarannya guru itu langsung marah-marah kepada peserta didik."
Dari peristiwa diatas perlu menjadikan pemikiran buat kita kedepan menjadi sorang pengajar, ternyata dalam mengajar tidak hanya pemahaman dan penguasaan materi saja yang perlu kita kuasai, melainkan bagaimana kita mengemas pembelajaran didalam kelas dengan baik dan menjadikan suasana belajar yang menyenangkan. Kita bisa ajak peserta didik kita dengan melakukan beberapa hal yang terkait dengan pembelajaran, serta belajar tidak terpancang oleh satu sumber atau satu media saja, melainka kita dapat menggunakan beberapa media dan sumber belajar yang terkait dengan materi. Kita buat anak didik kita senang mengikuti pelajaran didalam kelas. Misalkan saja kita buat mereka berkelompok untuk berdiskusi, mengajak peserta didik untuk saling tanya jawab dengan temannya, mengajak peserta didik untuk memberikan pendapatnya dengan memberi keleluasaan berpendapat di depan teman-temanya. Sehingga siswa tidak hanya diam dan terdiam saja dalam mengikuti pelajaran didalam kelas. Dengan model pengajaran ini dapat menjadikan siswa selalu ingat dan terngiang selalu karena mereka melaukannya sendiri, selain itu mereka mampu menciptaka argumen serta mempertahanakan argumennya. Selain itu tujuan untuk menjadikan peserta didik yang kritis, kreatif, dan problem solver dapat terlaksana, karena dari model pembelajaran diatas siswa mamapu menanggapi, menciptakan ide atau gagasannya, menyanggah, mempertahankan argumen, serta dapat memecahkan permasalahan yang diberikan.
Demikian model pengajaran yang dapat dijadikan suatu model atau gaya mengajar kita dalam kelas, semua itu tidaklah mudah namun hal tersebut juga tak mungkin tidak dapat dilakukan tergantung kita mau bergerak kearah perubahan, kearah perubahan yang lebih maju dan kesempurnaan pendidikan sesuai apa yang diharapkan bangsa ini. Sebagai orang yang mencerdaskan bangsa yang diberi kepercayaan oleh pemerintah, dan oleh bangsa ini untuk mendidik anak-anak bangsa menjadi anak yag cerdas dan berdaya guna bagi bangsa ini, marilah kita lakukan perubahan, kita lakukan revolusi dunia pendidikan kita kearah yang lebih baik, serta mampu bersaing dengan dunia internasional.