Apa maksudnya?
Ia nampak sekali tidak suka terhadap Gubernur DKI Jakarta dan seakan cagub lain yang didukungnya adalah yang benar dan beres.
Memakai kesempatan yang di luar konteks acara dan memasuk-masukan (mencocok cocokan) sama saja memakai "energi lawan", yaitu numpang ambil kekuatan di saat berada di ruang yang memungkinkan ia menyerang.
Aneh sekali Ridwan yang mengaku budayawan itu bila masuk wilayah politik di mana gelanggang itu sudah ditinggalinya belasan tahun silam, karena tiada lagi dipakai oleh partai. Aneh.
Dan lebih aneh lagi, mengapa pula guetuye memakai halaman ini mengomentari Ridwan Saidi? Apa ya, tulisan ini menjadi lucu otomatis?