Selesai kami memadu kasih, Manji mengungkapkan perasaannya yang paling dalam, "Mas Gty (ji ti wai)-- kapan ya kita "jadinya" neh? Aku telah menyerahkan diriku kepadamu empat persegi panjang (istilah Manji untuk "bulat-bulat"). Sudah 3 x lebaran nggak juga terealisasi nih?" Manji menatap Guetuye tajam. Ia seperti perempuan lain yang ingin kepastian dari rencana hubungan serius di antara 2 manusia berlainan jenis yang punya hasrat normal.
Guetuye sibak rambut Manji yang terpotong pendek bak kaum lelaki, dan segera berbisik," Besok lutuye bukan lagi siapa-siapaku! Karena guetuye melihat kecenderunganmu mulai bias. Kau layani aku, namun guetuye lihat kau ganggu pula perempuan!"
Manji terpekik! Ia memaki keras laki-laki yang suka menyebutkan dirinya dengan kata "guetuye" dan kadang memakai bahasa Indonesia yang baik. Ia menuding guetuye dan menyampaikan tekadnya menulis buku Allah, Liberty and Love dan akan menyiarkan buah pikirannya ke seluruh dunia.
Peduli amat!