Pertama, bisa mengeluarkan suara secara verbal dan tulisan atau bahasa isyarat lain.
Kedua, mampu membuat dewan juri tetap menatap anda saat melakukan audisi dan menjaga mereka agar tidak melengos (berpaling) ke lain arah kecuali hanya melihat wajah anda selama tahapan audisi. Juri boleh tertawa, diam, cemberut dan ekspresi lainnya. Yang tak boleh adalah melamun!
Ketiga, masih mempunyai sisa umur selagi audisi, minimal sepanjang waktu melakukan audisi. Artinya, tidak boleh terjerembab sebagaimana pernah terjadi saat TVRI menayangkan seorang nara sumber yang tewas di tempat saat memberikan sampaian analisanya.
Keempat, telah mempunyai KTP , kartu pelajar/mahasiswa atau surat keterangan sementara bahwa benar yang tampil memang mempunyai nama asli maupun alias.
Kelima, berjenis kelamin yang jelas ataupun mempunyai indikasi yang mendekati. Gunanya adalah, agar tematik yang disampaikan sama dengan jenis kelamin yang dimiliki. Artinya, bila ia laki-laki maka harus menampilkan peran sebagai laki-laki; demikian pula bila ia perempuan harus menampilkan keperempuanannya; dan termasuk apabila ia bukan perempuan dan bukan laki-laki, maka harus juga menampilkan gaya bukan laki dan bukan perempuan.
Keenam, apa yang disampaikan harus mengandung nilai-nilai kesopanan budaya nusantara, bukan budaya Eropa, Amerika, Afrika atau Australia.
Ketujuh, mampu membuat dewan juri mengerti apa yang disampaikan. Meski tidak lucu, namun bila si peserta masih mau tetap tampil, maka akan diarahkan kepada bidang yang sesuai: apakah akan dialihkan sebagai penyuluh KB, penyampai khutbah, motivator, sales obat dan lainnya.
Kedelapan, tidak menggugat dewan juri baik dalam hati maupun secara terbuka andaikan dianggap tidak layak tampil ke seleksi berikutnya dan ke babak selanjutnya.
Kesembilan, bersedia menerima honor dicicil tergantung sponsor yang mendukung acara ini.
DEMIKIANLAH PENGUMUMAN INI DISAMPAIKAN UNTUK DIIKUTI.