Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan

Rumahku Surgaku

26 Maret 2015   14:17 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:58 525 0
Buat sebagian orang, kata pulang tak pernah sepi dari makna. Pulang merujuk pada tempat dimana kita bisa melabuhkan semua penat, yaitu rumah. Secara fisik rumah adalah bangunan yang mampu melindungi penghuninya dari panas terik di siang hari dan dingin di malam hari. Namun secara hakiki rumah adalah sebuah suasana yang terbangun dari interaksi penghuninya. Interaksi itu tak lain adalah hubungan antar anggota keluarga yang penuh kehangatan dan keakraban. Jika dalam bahasa Inggris bangunan fisik itu disebut house, yang kedua itulah yang dinamakan home. Ketika orang ingin kembali, mereka mengatakan, "I'm going home" dan bukannya "I'm going house". Dalam "home" itulah mereka berharap benar-benar kembali. Kembali untuk beristirahat setelah bekerja, kembali berehat dari segala keluh kesah, atau kembali dari apapun saja yang melelahkan jiwa raga di luar rumah. Kembali menuju titik nol, membiarkan semua kelelahan itu luruh bersama debu-debu jalanan yang akan kita basuh ketika sampai di rumah.

Rumah selalu menawarkan kita untuk berhenti sejenak dari keriuhan duniawi yang memusingkan, menjengkelkan ataupun mungkin melenakan. Di rumahlah kita bisa menemukan diri yang tertutup oleh tingkat stres karena beban kerja dan suasana kerja yang melingkupinya ketika berada di luar rumah. Tak salah jika kemudian ada pepatah Arab yang mengatakan "Baiti jannati," rumahku, surgaku karena disanalah para pejalan mendapatkan kenikmatannya kembali sebagai manusia setelah berlelah-lelah dari perjalanan bertebaran di muka bumi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun