Akhir-akhir ini marak kita mendengar fenomena hijrah yang seolah kabarnya begitu masyhur di kalangan masyarakat. Fenomena yang tak pelak lagi menghiasi lini kehidupan sebagian kaum muslim di indonesia. Apalagi di zaman yang serba teknologi seperti saat ini, dengan menggunakan gadjet sebagai media utamanya, menjadikan fenomena hijrah masif digaungkan oleh para ustadz dan ustadzah era milenial. Fenomena hijrah yang ada  seolah membius hati pengikutnya pada keyakinan akan keimanan yang hakiki. Tak jarang, mereka merasa berada pada jalan yang benar-benar
diridai tuhan setelah mendengar berbagai ceramah di kanal
medsos, dan langsung dengan inisiatif sendiri mengamalkannya. Fenomena tersebut juga diperkuat oleh banyaknya kalangan artis/publik figur yang turut mewarnai gerakan-gerakan hijrah di indonesia sehingga semakin memicu ketertarikan masyarakat. Berbagai trend busana syar'i turut pula menciptakan corak baru dalam fenomena hijrah tersebut.
Fenomena hijrah memang bukan sesuatu yang baru di indonesia. Kemunculannya disinyalir mulai menjamah perkotaan indonesia sejak tahun 1980-an. Keinginan untuk tampil lebih religius terlihat mendominasi masyarakat indonesia kala itu. selain itu, kemunculan gerakan syiar islam yang berasal dari negara lain seperti, kelompok
salafi,
wahabi,
ikhwanul muslimin,
hizbut tahrir dan lainnya turut mewarnai merebaknya fenomena hijrah. Masyarakat yang muslim seolah  tertarik untuk bergabung dalam gerakan-gerakan yang berbau hijrah keagamaan tersebut. Pada dasarnya, fenomena ini mulai terbentuk setelah kepulangan para pelajar indonesia yang belajar di timur tengah, kebanyakan mereka beraliran
salafi.
KEMBALI KE ARTIKEL