Tulisan ini saya buat di tengah kegundahan setiap kali Ramadhan datang. Dulu sewaktu saya masih anak-anak berkali-kali emak menyebut bulan puasa sebagai sasi boros atau dalam bahasa Indonesia artinya bulan boros. Sebagai anak yang masih lugu saya bertanya kepada emak kenapa bisa menjadi bulan boros? Emak menjawab bahwa pengeluaran setiap bulan puasa selalu membengkak berlipat-lipat. Emak menambahkan jika misalnya di bulan biasa menu cukup ala kadarnya maka di bulan puasa harus menjadi lebih banyak dan lebih lezat. Belum lagi pengeluaran untuk membeli kue-kue lebaran, baju baru, mengecat rumah, beli perabot baru, menyiapkan THR buat kerabat, dll. Hingga saya dewasa, menikah, hingga punya anak sudah besar sekarang, emak masih saja mengatakan hal yang sama dan kini saya merasakannya sendiri secara langsung.Â
KEMBALI KE ARTIKEL