1. Olahraga lari bukan untuk orang yang mengalami obesitas atau overweight. Bisa dibayangkan jika seorang dengan BB 100 kg mencoba berlari 20 km misalnya pasti akan susah sekali apalagi tak terlatih padahal populasi rakyat kita yang mengalami obesitas cukup banyak. Yang jelas berat badan berlebih akan membuat beban tambahan di lutut dan kaki dan ini rentan menyebabkan cedera. Padahal kalau sudah cedera biasanya akan sulit dipulihkan. Beberapa kali saya melihat seorang kakek berolahraga lari. Memang hanya beberapa ratus meter saja tetapi masalahnya beliau mengalami obesitas ditambah kalau berlari selalu dengan kaki telanjang lagi.
2. Olahraga lari bukan untuk penderita penyakit jantung, hipertensi, diabetes, dll. Artinya jika anda memiliki salah satu penyakit ini sebaiknya pilihlah olahraga lainnya yang lebih ringan atau jika masih ingin tetap memaksakan diri sebaiknya dilakukan dengan sangat terencana dan terukur. Alkisah dulu ada salah satu tetangga yang menderita jantung koroner. Setelah sembuh beliau lantas rajin berolahraga lari. Hampir tiap pagi saya melihatnya berlarian di jalan samping rumah. Beberapa pekan kemudian beliau sudah ditemukan kaku di depan rumah pagi usai berlari. Begitu pula dengan hipertensi karena saat berlari akan membuat jantung berdetak lebih cepat dan ini otomatis akan membuat tekanan darah naik. Inilah yang selalu saya ingatkan kepada orang-orang yang ingin berolahraga apapun: hati-hati karena olahraga apapun seperti pedang bermata dua.
3. Olahraga lari sebaiknya tidak dilakukan oleh orang berusia lebih 40 tahun. Sudah jelas ketika berusia lebih 40 tahun otot sudah tidak sekuat dulu termasuk otot jantung. Begitu pula tulang. Ini tidak berlaku buat yang sudah terbiasa rutin berlari sejak sebelum usia 40. Contoh saya sudah berusia lebih 40 tahun tetapi syukurlah masih nyaman berolahraga lari sampai sekarang karena sudah sejak usia 30-an rutin berlari. Memang berasa sudah tidak sebugar dulu atau ada sedikit penurunan tetapi dengan sejumlah latihan penguatan otot di sana sini hasilnya jadi tidak terlampau parah. Anehnya masih banyak orang tak terlatih yang tetap memaksakan diri melakukan olahraga ini walau kondisi fisik sudah tidak mumpuni lagi padahal masih banyak pilihan lain yang lebih aman seperti pilates, yoga, atau berenang.
4. Olahraga lari bukan buat yang terbiasa gaya hidup sedentary. Kalau anda sibuk melulu duduk-duduk di kantor dari pagi sampai sore dari Senin sampai Jumat maka saya sangat tidak menyarankan olahraga jenis ini. Bahkan sepeda santai akhir pekan pun saya kurang menyarankannya. Beberapa waktu lalu ada sebuah kisah menarik dan cukup menghebohkan. Seorang dokter di akhir pekan bersepeda santai sendirian. Beliau kemudian berhenti di depan sebuah warung untuk meminta ijin beristirahat. Sang pemilik warung lama-lama curiga karena beliau tidur lama sekali di depan warungnya. Pemilik mencoba membangunkannya tetapi tak berhasil kemudian langsung memanggil polisi. Saya tidak tahu hasil otopsinya (kalau memang diotopsi) cuma dugaan kuat beliau mengalami serangan jantung. Karena itu saya justru miris melihat orang-orang bersepeda ramai-ramai di jalanan tiap akhir pekan. Bersepeda memang bagus tetapi sebaiknya olahraga apapun ditakar dengan kemampuan diri. Banyak yang aktivitasnya cuma duduk-duduk seharian selama 5 hari sepekan lalu Sabtu dan Minggu joss bersepeda mulai pagi sampai siang atau sore. Ini mirip orang yang puasa sepekan lalu berbuka sebanyak-banyaknya di akhir pekan. Tubuh tidak bisa diperlakukan seperti itu. Akibatnya bukannya manfaat olahraga yang didapat tapi mudlarat alias celaka. Â Lebih baik berolahraga 30 menit per hari setiap hari daripada 5 jam sekaligus dalam sehari dalam sepekan.Â