Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Koneksi Antar Materi Modul 3.2

1 Maret 2024   06:55 Diperbarui: 1 Maret 2024   07:04 3233 7

Kesimpulan tentang apa yang dimaksud dengan 'Pemimpin Pembelajaran dalam Pengelolaan Sumber Daya' dan bagaimana Anda bisa mengimplementasikannya di dalam kelas, sekolah, dan masyarakat sekitar sekolah.

Seorang  pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yaitu seorang pemimpin yang dapat mengelola, mengatur, menata berbagai sumber daya yang terdapat di sebuah sekolah. Pemimpin tersebut menganggap semua asset yang dimiliki sekolah adalah sumber kekuatan untuk mengembangkan potensi peserta didik melalui proses pendidikan dalam berbagai macam bentuk program-program yang dijalankan di sekolah. Model pengelolaan sumber daya yang digunakan oleh pemimpin pembelajaran tersebut adalah dengan pendekatan berbasis aset, bukan dengan model pendekatan berbasis masalah.

Seorang guru sebagai pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya mampu mengimplementasikannya di semua tempat seperti dalam ruang-ruang kelas, area sekolah, dan lingkungan masyarakat. Mulai dari ruang kelas, seorang pemimpin pembelajaran dapat mengelola kelas agar menjadi tempat yang bersih, menarik dan nyaman untuk peserta didik sehingga memberi pengaruh positif dalam proses KBM. Bersama dengan peserta didik guru dapat membentuk ruang kelas sedemikian rupa supaya bisa menambah semangat belajar anak-anak muridnya, misalnya dengan menempelkan poster-poster pendidikan, hasil karya murid, kata-kata mutiara, dan lain-lain.

Selanjutnya penerapan pada level sekolah dengan berkolaborasi antara seluruh warga sekolah mulai dari unsur pimpinan, manajemen, rekan sejawat, dan karyawan dalam berbagai program kegiatan untuk terlaksananya proses pendidikan. Melalui proses rapat kerja dibuat bersama program yang memaksimalkan semua aset yang ada di sekolah untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dalam rangka untuk mengembangkan potensi peserta didik. Misalnya dalam program sekolah yang merupakan kolaborasi antara semua warga sekolah, dibuat program yang memanfaatkan semua potensi yang ada, misalnya kegiatan shalat Jum'at di masjid sekolah untuk peserta didik yang muslim, mereka dilibatkan secara bergantian untuk menyiapkan semua yang terkait seperti petugas muadzin, absensi, kebersihan dan peralatan. Kegiatan lain misalnya dalam acara hari HUT RI, Pensi, PHBI, guru, panitia, peserta didik semuanya berkolaborasi dengan berbagai macam kontribusi untuk terselenggaranya acara tersebut di sekolah.

Kemudian penerapan dalam pengelolaan sumber daya dalamP masyarakat melalui melakukan kerja sama dengan tokoh masyarakat seperti orang tua murid ketua RT, RW, tokoh agama yang memiliki kemampuan untuk berbagi pengalaman, ilmu, donasi, dan sebagainya untuk kepentingan proses pembelajaran untuk kemajuan semua peserta didik. Diantara contohnya, sering kali dalam kegiatan shalat Jum'at di masjid sekolah untuk petugas khutbah Jum'at di jadwalkan juga dari tokoh agama dari sekitar sekolah, demikian juga untuk PHBI. Untuk memberikan penyuluhan tentang bahaya narkoba, pencegahan tauran pelajar, bekerjasama dengan BNN dan kepolisian. Kesemuanya itu adalah upaya pemimpin pembelajaran untuk pemberdayaan sumber daya yang ada dalam masyarakat untuk kepentingan dan kemajuan peserta didik.

Jelaskan dan berikan contoh bagaimana hubungan pengelolaan sumber daya yang tepat akan membantu proses pembelajaran murid menjadi lebih berkualitas.

Pengelolaan sumber daya yang tepat dari seorang pemimpin pembelajaran yaitu dapat dikatakan pengelolaan yang menggunakan pendekatan berbasis aset. Dengan pendekatan tersebut tentunya akan memberikan pengaruh secara langsung atau tidak langsung terhadap kualitas pembelajaran, karena dengan pengelolaan ini akan dapat menemukenali semua potensi yang ada pada semua aset yang terdapat di sekolah. Semua aset yang sudah ada dapat digunakan, disinergikan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran karena semua aset yang ada dipandang positif dan dipercaya ada manfaatnya, dapat memberi kontribusi sesuai dengan keadaannya.

Semua aset sebagai sumber daya yang terdapat di sekolah dianggap sebagai kekuatan yang dapat diberdayakan dalam pembelajaran. Meskipun belum sesuai harapan suatu aset tetap dapat diberdayakan, misalnya dari pengalaman yang ada di sekolah tempat penulis bertugas, pernah ruang kelas yang masih kurang sebagai alternatif gantinya menggunakan ruang serba guna untuk belajar murid, lapangan olah raga yang kurang disiasati dengan memanfaat lapangan sepak bola di luar sekolah yang lebih luas dan dekat dari sekolah, anggaran untuk PHBI terbatas dari dana BOS ditutupi dari uang infaq sukarela sumbangan guru dan peserta didik, dan lain-lain. Dengan berbagai upaya tersebut maka peningkatan kualitas pembelajaran yang berpihak kepada peserta didik dapat diwujudkan di sekolah.

Berikan beberapa contoh bagaimana materi ini juga berhubungan dengan modul lainnya yang Anda dapatkan sebelumnya selama mengikuti Pendidikan Guru Penggerak.

Materi dalam modul ini tentunya mempunyai hubungan yang kuat dengan modul-modul sebelumnya yang pernah penulis pelajari selama proses PGP angkatan 9 ini. Mulai dari modul 1.1 tentang filosofi pemikiran KHD mengenai pendidikan, misalnya seorang CGP sebagai pendidik yang juga merupakan   pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yang ada di sekolah akan mengarahkan CGP untuk selalu menuntun semua kodrat peserta didik sesuai dengan kodrat alam dan zaman, dalam menggunakan aset yang ada memperhatikan kesesuaian dengan kodratnya alam dan zamannya. Contoh pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan aset akan memanfaatkan aset yang ada berdasarkan kodrat alam dan zaman dari  peserta didik dalam proses pendidikan, dan program sekolah.

Kemudian pada modul 1.2 mengenai nilai dan peran guru penggerak, seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya harus selalu ingat terhadap nilai-nilai Guru Penggerak yakni berpihak pada murid, mandiri, reflektif, kolaboratif, inovatif. Adapun peran guru penggerak tersebut adalah menjadi pemimpin pembelajaran, menjadi coach bagi guru yang lain, mendorong kolaborasi, mewujudkan kepemimpinan murid, dan menggerakkan komunitas praktisi. Seorang calon guru penggerak perlu mengetahui, menghayati antara nilai dan peran guru penggerak tersebut agar dapat menjalankan perannya tersebut dalam kaitannya sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya.

Kemudian pada modul 1.3 mengenai manajemen perubahan yang menerapkan paradigma dan model inkuiri apresiatif terkait erat dengan modul 3.2 Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya. Bahwa, dalam modul 3.2 tersebut seorang pemimpin pembelajaran yang ingin berhasil mengembangkan potensi peserta didik harus menggunakan pendekatan Inkuiri Apresiatif, karena dengan melihat semua sisi positif yang ada pada setiap aset akan menjadi kekuatan positif untuk dapat tumbuh dan berkembang menuju sukses.    

Berikutnya pada modul 1.4 mengenai budaya positif, yaitu perubahan paradigma belajar, disiplin positif, motivasi perilaku manusia, kebutuhan dasar, posisi kontrol restitusi, keyakinan kelas dan segitiga restitusi. Bahwa, seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya perlu memanfaatkan aset yang dimiliki dalam rangka menciptakan budaya positif untuk mewujudkan pembelajaran yang efektif dan berpihak kepada murid.

Selanjutnya pada modul 2.1 tentang Pembelajaran Berdiferensiasi, modul ini berhubungan dengan modul 3.2 tentang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya. Bahwa, seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yakni CGP harus selalu memperhatikan adanya perbedaan yang ada pada peserta didik agar dapat selalu mengarahkan aset yang dimiliki untuk menciptakan pembelajaran yang berdiferensiasi sebagai wujud keberpihakan kepada peserta didik.

Selanjutnya pada modul 2.2 tentang konsep Pembelajaran Sosial dan Emosional yang bertujuan untuk mengembangkan 5 (lima) Kompetensi Sosial dan Emosional (KSE) yaitu: kesadaran diri, manajemen diri, kesadaran sosial, keterampilan berelasi, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Bahwa, seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya memiliki aset yang salah satunya adalah manusia, yang mereka ini guru, dan PTK perlu dikembangkan potensinya oleh seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dengan kompetensi sosial emosional  (KSE). Ini semua untuk dapat menerapkan PSE dalam aktivitas sehari-hari maupun dalam proses pembelajaran.

Berikutnya pada modul 2.3 tentang Paradigma Berpikir Coaching dalam Supervisi Akademik, terkait erat dengan modul 3.2 Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya. Bahwa, seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dalam rangka mengembangkan aset  manusia ini terutama pada guru. Mereka ini dikembangkan potensinya oleh seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya dengan menggunakan pendekatan Paradigma Berpikir Coaching dalam Supervisi Akademik agar ada pengembangan kompetensi guru, supaya dapat melakukan pembelajaran yang berpihak pada murid. Untuk dapat melakukan itu, diperlukan paradigma berpikir bertumbuh dan keberpihakan pada murid. Apa pun pendekatan yang digunakan untuk pengembangan kompetensi, kesemuanya diawali dengan paradigma berpikir yang memberdayakan. Disebutkan di atas bahwa salah satu pendekatan yang memberdayakan adalah coaching, agar guru menjadi otonom, yaitu dapat mengarahkan, mengatur, mengawasi, dan memodifikasi diri secara mandiri  Untuk dapat membantu guru menjadi otonom, diperlukan paradigma berpikir dan prinsip coaching bagi orang yang mengembangkan yaitu oleh seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya.

Selanjutnya ada modul 3.1 tentang tentang Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai-Nilai Kebajikan yang memiliki kaitan erat dengan modul 3.2 Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya.  Seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya perlu memiliki kompetensi dalam pengambilan keputusan yang efektif, tepat dan bertanggung jawab. Ini dalam rangka mengambil keputusan dalam posisi sebagai Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya agar dapat mengambil keputusan efektif, tepat, bijaksana dengan meminimalisir kerugian terhadap aset yang dimiliki dari suatu akibat pengambilan keputusan yang harus dilakukan untuk menuntaskan suatu masalah atau kasus. Seorang Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya harus dapat mengetahui , memahami perbedaan dilema etika dan bujukan. Keputusan yang diambil dalam mengelola sumber daya berupa modal manusia, sosial, politik, agama dan budaya, fisik, lingkungan/alam, dan finansial harus sudah melalui tahap pengujian, supaya keputusan yang diambil benar-benar tepat dan efektif.

Ceritakan pula bagaimana hubungan antara sebelum dan sesudah Anda mengikuti modul ini, serta pemikiran apa yang sudah berubah di diri Anda setelah Anda mengikuti proses pembelajaran dalam modul ini.

Sebelum mempelajari modul 3.2 ini, penulis tidak mengertahui bahwa sumber daya yang dimiliki sekolah itu sangat beragam. Bahkan, beberapa modal yang telah disebutkan belum terpikir sebelumnya. Dalam eksplorasi konsep, sesi diskusi di dalam ruang kolaborasi, dan elaborasi menambah wawasan tentang aset yang dimiliki oleh sekolah beserta pengelolaanya. Bahwa, aset tidak hanya sarana dan prasarana, atau aspek finansial. Dalam modul 3.2 ini dijelaskan bahwa sekolah sebagai ekosistem yaitu tempat berinteraksi antara komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik dan abiotik adalah berupa sumber daya yang dimiliki oleh sekolah. Pengelolaan sumber daya di sekolah yang tepat dikelola dengan pengembangan komunitas berbasis aset pendekatan ini dibangun dari kemampuan, pengalaman, pengetahuan, dan hasrat yang dimiliki oleh anggota komunitas. Aset sekolah yang merupakan komponen biotik harus memiliki kharakteristik sehat dan resilien supaya dapat mewujudkan komunitas yang sehat dan resilien. Seorang yang resilien dapat mengembangkan hubungan yang jujur, saling mendukung dan berkualitas bagi kehidupan. Semoga dengan pembelajaran modul ini dapat menambah kompetensi sebagai seorang pemimpin, Pemimpin pembelajaran dalam pengelolaan sumber daya yang berbasis aset.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun