Kini, nama di Indonesia sudah tidak bisa digunakan untuk menandai suku atau asal seseorang. Teller sebuah bank pemerintah di bilangan Slipi, bernama Nasution. “Ini pasti orang Batak”, begitu para nasabah menduga. Ternyata, mereka salah sangka. Nasution yang ini, Betawi asli. Hanya karena bapaknya pengagum berat Jenderal Besar A.H. Nasution, anaknya diberi nama persis seperti marga sang Jenderal.
Begitu pula nama khas Jawa, seperti Slamet, Sugeng, atau Bambang, bisa saja disandang orang Sumatera, Kalimantan atau bahkan Sulawesi, tak peduli suku apa mereka berasal. Dan begitu pula sebaliknya. Eropa atau Arab, bahkan Cina atau India malah juga mempengaruhi banyak nama di Indonesia. Mungkin ini yang dimaksud oleh Sumpah Pemuda, “Berbangsa jang satoe, bangsa Indonesia”.