dalam situasi yang tidak aku sukai.
Kini, perlahan aku mulai mengerti bahwa situasi yang tidak menyenangkan
adalah amplas yang menggosok permata hidupku agar semakin berkilau..
Bila hidup ini ibarat sebongkah batu permata yang terkubur tanah,
maka Tuhan adalah Sang Pengerajin yang mengetahui keindahan kita sesungguhnya..
Ia yang pertama kali menemukan keindahan kita,
meyakini bahwa di tanganNya hidup kita sungguh berharga..
Ia tak pernah lelah mengasah,
meski terkadang permata itu memberontak dan meronta-ronta..
Ia tak pernah menyerah,
meski terkadang kita justru menyalahkanNya..
Betapa bersyukurnya aku
karena Engkau telah menemukan aku..
Betapa bersyukurnya aku
karena Engkau menggenggam masa depanku..
Betapa bersyukurnya aku
karena Engkau tidak pernah menyerah,
meski terkadang aku berputus asa..
Jangan pernah menyerah
hingga Ia menyelesaikan karyaNya,
permata yang berharga..