Mohon tunggu...
KOMENTAR
Worklife Pilihan

Terlahir sebagai Guru

21 Desember 2019   13:42 Diperbarui: 21 Desember 2019   16:14 140 10
Terlahir sebagai seorang guru semakin sadar ketika melihat ada tulisan Was born as Teacher di baju Guru Penggerak Daerah Terpencil (GPDT) tahun 2017 Kabupaten Mappi, Provinsi Papua. Pertama melihatnya di dalam kapal Sirimau tanggal 7 Desember 2019 saat hendak berlibur di Merauke. Tulisan tersebut adalah energi yang menambah semangat hayati panggilan jiwa  menjadi guru.

Tentang tulisan "Was born as Teacher" selain sebagai energi positif juga seperti kata yang menarik untuk kembali berrefleksi. Pertanyaan ketika refleksi adalah benarkah saya terlahir sebagai seorang guru?. Menjawab pertanyaan itu kembali membawah saya ke tahun 2014 ketika itu sedang sibuk mempersiapkan diri menghadap UN SMA. Sebagiamana lazimnya siswa, waktu itu saya mulai bermimpi kuliah S1 Psikolog. Selanjutnya sirna ketika disarankan untuk mengambil Prodi PGSD sebuah PTS dekat kampung halaman dengan berbagai perimbangan logis.

Hanya Tuhan yang tahu keinginan saya ketika itu. Mulut membungkam untuk menolak  sehingga ketika itu bergumul dengan Tuhan menjadi sempurna.
Bersama ini juga saya meyakini bahwa Tuhan memakai hati yang hancur untuk menyatakan Kasih Karunia. Hal ini mengapa polah pikir saya berlahan terbuka untuk menjalani tiap proses dengan kerja keras dan maksimal sampai Puji Tuhan saya diwisudahkan tepat waktu dengan penyemangat sejati.

Proses saya nikmati sembari menulis apa adanya rasa dan mimpi, sehingga  beberapa artikel, puisi dan cerpen saya publikasikan di Kompas.id  dan Kompasiana.com. Menulis menjadi kebutuhan dan saya suka menghabiskan waktu sendiri meski awalnya hanya iseng mengikuti tips dari sahabat. Sampai kemudian tulisan mengubah hidup untuk memaknai tiap peristiwa sebagai panggilan jiwa yang Tuhan percayakan termasuk terlahir menjadi  guru. Pertama kali saya menulisnya di Kompasian.com dengan judul Kata Hati Guru (https://www.kompasiana.com/susanaalkorisna/5c588af8aeebe165bd0b6f34/kata-hati-guru).

Menulis sembari menghayati panggilan jiwa sebagai guru menjadi pintu membawahku "keluar" ketika lulus menjadi salah satu Guru Pengggerak Daerah Terpencil (GPDT) 2019 yang direkrut Tim Gugus Tugas Papua Universitas Gadjha Mada  di sebuah kabupaten bernama Mappi,  Provinsi Papua. Salah satu persyaratan administrasi menjadi GPDT menulis esai bertema Pernanku Memajukan Pendidikan di Kabupaten Mappi dan saya menulis dengan judul Penuh Kasih Menghayati penggilan untuk memajukan Pendidikan Mappi. Esai tersebut memuat niat suci untuk mengabdi  dari hati sekaligus tujuan mengapa ada.
Lagi-lagi tulisan menjawab semua pertanyan yang kemudian ketika dibaca saya percaya ada campur tangan Penulis Sejati dan jiwa saya adalah lembaran yang dipakai untuk-Nya menulis. 

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun