Sore itu, suasana di warung bakso langganan dekat pelataran Candi Borobudur tampak ramai. Aroma kuah bakso yang gurih bercampur semilir angin lembut dari candi yang megah. Para pengunjung, mulai dari wisatawan lokal hingga artis terkenal, sibuk menikmati mangkuk mereka. Di salah satu sudut, seorang lelaki paruh baya dengan kaos sederhana sedang mengaduk mangkuk baksonya perlahan. Dia adalah Mbah Carik, seorang sekretaris desa yang sudah puluhan tahun mengabdikan dirinya di desa kecil dekat Borobudur.
KEMBALI KE ARTIKEL