Malam itu di sebuah warung kopi sederhana yang terletak tak jauh dari Taman Makam Pahlawan Kalibata, suasana terasa akrab dan santai. Meja-meja kayu berjejer rapi, aroma kopi hitam bercampur asap rokok memenuhi udara. Di sudut ruangan, dua pria duduk saling berhadapan. Mereka adalah Luki, seorang jurnalis lepas dan aktivis peduli desa, dan Sultan, seorang konsultan yang bekerja di Kementerian Desa.
KEMBALI KE ARTIKEL