Mohon tunggu...
KOMENTAR
Catatan Pilihan

Kok Bisa Iri ? Jangan Buruk Sangka!

19 Februari 2015   20:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   10:53 270 2
KOK BISA “ IRI “ – JANGAN “BURUK SANGKA”

*Surya Suwarna

Kenapa harus ada rasa iri yang tersimpan didalam hati, meski hanya setitik yang bersarang tentunya dari titik itulah yangbisa merubah warna hati yang sebelumnya merah menjadi hitam, dari awal inliah bagaimana pembawaan kita apakah kita akan terus-menerus menghitamkan hati dengan me welcome kantitik-titik penyebaran penyakit hati lainnya atau kita akan cepat cepat membersihkan titik-titik noda itu ?

Apa penyebab nya titik-titik penyakit hati itu bisa menyebar ? banyak faktor kiranya bisa terjadi, ekonomi bisa, jabatan bisa, ataupun kebahagiaan lainnya yang di dapat orang lain. Ketika melihat faktor ekonomi memang hal inilah yang sangat sensitive apalagi menyangkut dengan “uang” ya kekayaan , bisa jadi si miskin iri hati dengan si kaya, pedagang A iri hati dengan pedagang B yang lebih laku dagangan nya padahal menjual produk yang sama, tetapi gesekan sedikt sekali bisa muncul pabila keduanya berbeda profesi , contoh nya tidak mungkin seorang tukang baso iri terhadap tukang potong rambut, ya karena keduanya mempunyai pasar masing-masing.

Ketika melihat kasus lainnya seperti tentang sesorang yang iri terhadap tetangganya yang baru beli motor baru, kulkas baru dan lainnya, sehingga melihat pemandangan tersebut orang yang iri merasa tidak nyaman bahkan bisa mengancam juga keharmonisan didalam rumah tangga sendiri. Seorang istri yang selalu menuntut kepada suaminya harus beli ini beli itu seperti tangga yang lain dan bisa jadi adanya kekompakan juga suami istri yang keduanya sama-sama iri terhadap tetangga lain yang sebanarnya baik, memang dari penyakit hati penyakit iri ini bisa menghitamkan kebaikan-kebaikan tetangga yang sebanrnya sering dilakukan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun