Mohon tunggu...
KOMENTAR
Inovasi

Menulis Karena Panggilan Jiwa

27 April 2012   05:16 Diperbarui: 25 Juni 2015   06:03 161 1

Saat kenal kompasiana, membuat semangat saya untuk menulis bangkit kembali karena kita bisa memposting tulisan kita dan dibaca orang serta diberikan komentar. Tentu saja membuat saya antusias. Beberapa orang berhasil saya pengaruhi untuk bergabung.

Sangat beragam orang yang tergabung kedalam kompasiana. Mulai dari tulisan yang provokatif hingga menghibur. Beberapa kali saya membaca tulisan yang berbau SARA yang akhirnya dihapus oleh admin. Semuanya saya hargai karya mereka karena menambah pengetahuan saya tentang manusia. Dan Admin pun harus menegakkan berani aturan, saya dukung.

Menulis itu bukan suatu hal yang mudah. Itu harus saya akui. Walau sejak kecil saya sangat suka menulis. Dalam pelajaran bahasa Indonesia terutama dalam hal mengarang saya selalu mendapat nilai yang baik. Bahkan saya pernah meraih juara II untuk tingkat propinsi dalam bidang penulisan.

Harus saya akui menulis itu butuh kerja keras tidak sekedar mengandalkan potensi yang ada dalam diri kita. potensi akan menjadi sia-sia jika tidak dilatih terus menerus. Kerja keras secara terus-menerus yang perlu kita lakukan untuk menghasilkan karya besar.

Banyak hal yang menghambat dalam menulis sesuatu. Mulai dari kekurangan waktu hingga kekurangan inspirasi. Semua jadi alasan saya untuk tidak menulis. Kekurangan waktu karena menulis bukan menjadi profesi yang menjamin. Walaupun hal itu tidak sepenuhnya benar. Saya masih ingat perkataan orang tua saya dahulu supaya jangan menjadi penulis karena tidak menjamin masa depan yang cerah. Saya bisa memaklumi hal itu karena kami tidak ada darah penulis dalam silsilah keluarga, terlebih lagi saya dibesarkan pada masa orde dimana tidak bisa leluasa untuk berkarya karena harus melalui sensor pemerintah yang otoriter. Saya masih ingat seorang kenalan keluarga kami diburu oleh pemerintah hingga harus menghilangkan semua identitas aslinya karena tulisan-tulisannya. Pada masa itu juga antusiasme masyarakat terhadap bahan bacaan terasa kurang. Berbeda dengan saat ini. Saya dapat membandingkannya dari jumlah pengunjung perpustakaan dan toko buku yang semakin hari semakin banyak.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun