Mahasiswa-mahasiswa asal Sulsel dan Sulbar di Yogyakarta menghadirkan budaya lokal melalui cerdas cermat pribahasa Bugis-Makassar-Mandar-Toraja, akhir bulan lalu. Semua peserta kesulitan membaca Lontara’. Citizen reporter Suryadin Laoddang yang menjadi salah satu pemandu lomba, menurunkan laporannya berikut ini. (p!)
Jumat, 25 Mei 2010. Jam 14.31, panitia dalam kondisi panik. Ruang Aula Balaikota Yogyakarta yang sedianya menjadi tempat perhelatan Cerdas Cermat Pribahasa Bugis-Makassar-Mandar-Toraja belum bisa dibuka. Tak ada satupun yang tahu siapa yang membawa kunci ruangan. Tidak juga dengan Pak Pudjo, kepala Bagian Rumah Tangga Kantor Walikota Yogyakarta. Padahal 30 menit kedepan, acara akan dimulai. Beberapa peserta juga sudah mulai berdatangan. Spanduk kegiatan juga belum terpasang.