Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Sajak Asap Tebal

8 Mei 2011   11:26 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:57 159 2
Berlari ditengah jalan terhenti
Berjalan dipadang ilalang penuh duri
Menyampar kaleng rongsok berbau nanah babi
Lagi aku melihat pungkiran-pungkiran janji



Jendela kota telah dibuka
Tangis burung meremuk jemari
Dan aku mendengar kucuran doa anak dan para istri

Tiba-tiba sekumpulan armada memercikan dosa
Rahasia telah terbuka
Asap-asap kota menjulang dengan biasa
Membunuh segenap harapan bangsa

Langkah-langkah darah daging tak berdaya
Tersandung telapak-telapak demokrator yang mengepal
Dan keserakahan kebikjasanaan
Yang tertutup gedung tinggi beratap tebal

Aku mencoba mengerti semua situasi
Apa dan untuk siapa maksud dari negeri ini

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun