Saya teringat sekian tahun lalu menyaksikan salah satu kuis disebuah stasiun televisi yang menghadirkan para prajurit sebagai peserta. Di kuis itu ada bintara TNI AL yang mendapat hadiah sepeda motor dan secara spontan ia menyatakan (kurang lebih) “Wah, ini sangat bermanfaat buat saya untuk narik ojek jika sudah pensiun”. Saya memang tidak pernah melihat atau mengetahui ada mantan prajurit yang menjadi tukang ojek. Tapi saya sering melihat langsung betapa kehidupan keluarga prajurit (bahkan perwira menengah sekalipun!) yang cukup memprihatinkan. Baik yang diliput televisi (misalnya konflik saat penggusuran keluarga tentara dari rumah dinas) hinggga fenomena yang tidak dilaporkan oleh media massa seperti tentara yang tidak membayar ongkos naik bus/metromini ataupun menjadi security di tempat hiburan malam.
Siapa pun presiden yang terpilih, mari kita desakkan 2 hal penting. Pertama adalah kesejahteraan prajurit. Jangan sampai para prajurit rentan terhadap suap atau bahkan bertindak kriminal demi mencukupi kehidupan ekonomi keluarga. Kedua, harus ada lembaga sejenis KPK yang bisa menangani korupsi di kalangan militer secara lebih efektif.