Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud Artikel Utama

Pelayanan Kereta Bisnis Ekonomi Dulu dan Sekarang (Cerita dari Sawunggalih Utama Senin-Kutoarjo)

6 November 2011   13:56 Diperbarui: 25 Juni 2015   23:59 1521 0

[caption id="attachment_147069" align="alignnone" width="619" caption="Kereta Api (Sumber KOMPAS.com)"][/caption]

Apakah anda pelanggan dan pencinta travel train alias pulang kampong naik kereta ? Sudah berapa lama anda tidak menikmati perjalanan dengan kereta. Khususnya pengguna kereta api jarak jauh seperti Jakarta – Solo, Jakarta - Jogjakarta, Jakarta - kutoarjo dan lainnya. Jika anda sudah tiga bulan terakhir tidak menggunakan layanan kereta pasti akan banyak mendapatkan kejutan. Dimana sebelum new era service pasti terbayang kondisi kereta yang penuh sesak penumpang bahkan berjubel, kumur, panas dan pengap dan hal yang gak enak lainnya. Apalagi, jika kita menggunakan jasa kereta kelas bisnis atau ekonomi…wah terbayang sudah rasa ketidaknyamanannya. Pasti kita akan melihat sebagian penumpang yang tidak beruntung mendapatkan tempat duduk alias harus duduk atau tidur di lantai kereta. Dengan badan yang melintang dan memenuhi lorong kereta. Bahkan, penumpang yang akan menuju ke toilet kesulitan berjalan dan harus melangkahi penunjang yang duduk atau tidur di gang kereta. Belum lagi setelah sampai di toilet disambut dengan bau pesing dan tidak sedap. Selain permasalahan itu, hal lain yang sering mengganggu adalah suara pedagang asongan dan pengamen yang terkadang mengganggu waktu istirahat penumpang… bahkan kalau di ekonomi ada beberapa pengamen yang “memaksa” penumpang. ….ahhh sungguh tidak nyaman.

Eittt… tunggu dulu, itu cerita kenangan masa lalu, tepatnya sebelum 1 oktober 2011.Sekarang, Pelayanan Kereta Api memiliki wajah baru. Lebih nyaman dan memberikan harapan lebih baiknya pelayanan transportasi khususnya Kereta Api di masa depan. Saya akan menceritakan pengalaman ini mulai dari pembelian tiket sampai pengalaman menarik di atas Kerata Api.

Lembaran Idhul Adha 2011 kali ini memuat rindu orang tua dan ingin bersilaturohmike kampong halaman, tepatnya Kebumen. Seperti biasanya, saya membeli tiket pada hari keberangkatan, secara hanya sendiritidak bersama anak dan istri. Gak masalah bisa duduk di lantai kereta… ya… sambil bernostalgia naik ekonomi dengan segala ketidaknyamannnya. Kebetulan tempat kerjaku dengan dengan stasium senin, kira-kira hanya 10 menit naik ojek… kalau kendaraan lainnya tentunya tergantung situasi dan kondisi jalannya, kalau lancer 20 menit kalau lagi macet bida 2 jam.

Saya putuskan pukam hari jum’at selepas jam kerja selesai. Pada tanggal 4 November 2011 sekitar jam 17.40 WIBB atau hampir waktu sholat mahrib telah sampai di stasiun Senin. Seperti biasa saya langsung menuju loket penjualan tiket yang ada di depan stasiun. Berawal dari disisi sebelah kanan, kok kosong gak ada yang jual dilanjutkan kesebelah kiri kok gak ada yang jual juga. Di loket penjualan kereta yang saya tuju Sawunggalih Utama tertulis kata TUTUP/TIKET HABIS. Saya masih belum menyadari adanya perubahan dalam layanan kereta api, ditengah keraguan dilanjutkan ke ruang pengaduan sevice. Saya langsung masuk dan saya lihat ada calon penumpang lain sedang berbicang dengan petugas. Tengak tengok akhirnya saya tanya petugas…pak beli tiket kereta sebelah mana ya ?….. sebelah kanan pak jawab petugas itu.Saya keluar dan melihat di ruangan tersebut tertulis tidak melayani penjualan tiket… yaaaah lemes deh, sambil menuju loket yang dimaksud petugas, saya menyakinkan kembali ke loket yang tertulis kata TUTUP. Dan tetap loket tersebut tidak membuka layanan penjualan tiket…yahh GAGAL PULKAM dalam benakku.

Sejenak teringat teman satu kampung yang bekerja di stasiun senin tersebut, walaun hanya potherman. Akhirnya saya mencoba menghubunginya, sebut saja namanya Mr. X, Hallo.. X ada dimana ? lagi di stasiun jawab dia, saya perlu tiket untuk pulang kampung malamini, ada tiket gak ? dan dia menjawab ada mas tapi kelas ekonomi gemana harga 100 rb gemana ? Saya menjawab ada yang bisnis gak dan dijawab gak ada mas. Akhirnya sambil telepon cari-cari Mr X akhirnya ketemua dan dia bilang…gak ada kelas bisnis habis, ya udahlah ekonomi juga boleh sahutku. Selanjutnyadia bilang yaaa sudah diambil orang mas...sambil nyengir dikit….glubarakkkkkk sudah gak ada pakai nawarin , kecewa juga rasanya… tapi Mr X janji mencarikan di teman lainnya dan saya bilang…ya udah saya mau sholat dulu. Selesai sholat mahrib dan jamak isya ketemu dan membawa tiket yang ditawarin, saya tanya berapa harganya ? 200 rb jawabnya, mahal amat dan dia bilang… mas saya juga masih belum dapat untung..katanya… ya sudahlah dari pada gak jadi pulang… akhirnya saya bayar…

Setelah selesai transaksi dengan Mr. X terdengar beberapa pengumuman resmi dari Stasiun senin diantaranya “kepada calon penumpang kereta api, mohon maaf sudah tidak dilakukan penjualan tiket karena sudah habis…dan silahkan melakukan pemesanan jauh-jauh hari. Saat itu saya masih belum sadar kalau system telah berubah. Dalam benak saya oooo karena lebaran makanya penuh banget kereta…tapi it’s oke lah…pikir saya. Yang penting kebagian tempat duduk. Asyiiiiik akhirnya Pulkam juga.

Sambil menunggu waktuberangkat makan nasi rawon dulu….yam yam yam… walaupun rasanya standar tetap nikmat karena lapar, panas dan pedas membangkitkan seleralah.Waktu keberangkatan tlah tiba tepatnya jam 19.10 WSS (waktu stasiun senin), kereta menghampiri dengan berlahan dan akhirnya berhenti dan seluruh penunpang naik. Saya duduk di Kereta 6 nomor 15, saat naik timbul pertanyaan kok keretanya tidak begitu penuh ya ? bahkan ada beberapa bangku yang kosong, oh mungkin nanti naik dari stasiun berikutnya, pikir ku. Tepat waktu yang telah dijadwalkan kereta melaju meninggalkan stasiun senin menuju tujuan akhir Stasiun Kutoarjo. Pemberhentian pertama di stasiun Jatinegara, banyak penumpang naik dan segera mengisi bangku-bangku kosong dari stasiun senin, termasuk bangku di sebelahku yang masih kosong, sebut saja di isi oleh Mr. Man. Setelah penumpang selesai naik, kereta langsung melaju dengan cepat menuju tujuan. Selepas tinggal pergi stasiun Jatinegara timbul pertanyaan sama dari stasiun senin… Loh kok masih sangat lega ? gak ada seorang penumpangpun berdiri.. bahkan rak-rak tas dan barang terlihat masing sangat lega.

Untuk mencari jawaban tersebut, akhirnya saya berbicang dengan Mr. Man.Perbincangan tersebut dimulai dari kesulitan mendapatkan tiket sama kereta yang masing sangat lega. Mr. Man bercerita untuk mendapatkan tiket sudah mencari dan antri dari 3 hari dan hasilnya nihil alias gagal total. Sampai akhirnya diminta oleh petugas untuk datang pada hari h. tetapi memang nasib sedang sial Mr. Man tidak juga mendapatkan tiket karena menurut dia tiket hanya baru dijual sekitar 20 orang telah habis kembali. Kemudian,Tiket sekarang dapat dari mana ?saya tanya begitu, dan dia menjawab bahwa tiket didapatkan dari Jasa Tiket alias “Calo” oooo gitu jawab saya. Berapa harganya ?Rp. 170 rb jawabnya atau lebih mahal 45 ribu dari harga normal. Selanjuntya, saya Tanya kenapa sekarang sulit mendapatkan tiket ya ? Tanya dan keluh saya ke Mr Man. Karena kalau dilihat kereta masih sangat longgar atau lega. Dan dia bercerita kalau sekarang setiap penumpang harus duduk semua, tidak boleh ada yang berdiri. Akhirnya sambil manggut-mangut, pertanyaan sudah terjawab kenapa sulit mendapatkan tiket. Kemudian dilanjutkan oborlan dengan berbagai hal. Kereta terus melaju dengan cepat menuju tujuan, dan sebelum jam 22.30 WSC (waktu stasiun Cirebon) kereta telah sampai di Cirebon, wah cepet juga jalannya kereta. semoga lancar sampai tujuan begitu ucapku ke temen sebangkuku.

Kenyamanan kereta Sawunggalih bisnis sebagai pengalaman pertama terusik dengan obrolan beberapa orang yang cukup keras. Oh ternyata ada penunpang non tikect sebut saja Mr. XXXsedang diminta turun oleh beberapa petugas Kereta api. Beberapa penunpang lain juga lasung melihat ke perdebatan perdebatan Mr XXX dengan petugas KA. Penumpang itu beralasan memiliki agenda penting yang tidak dapat ditinggalkan dan tidak mendapatkan tiket karena penjualan dibatasi. Dalam benakku terfikir ooh ternyata banyak yang tidak mendapatkan tiket. Perdebatan itu semakin seru karena terus diminta turun oleh petugas, tetapi Mr. XXX tidak mau mengikuti perintah petugas KA untuk diselesaikan dibawah kereta. Mr. XXX bahkan bilang akan membayar sejumlah harga tiket dan tetap tidak mau turun, sang petugas juga tetap bersikukuh Mr XXX harus tetap turun. Akhirnya, singkat cerita Mr. XXX turun juga dengan sedikit dipaksa petugas KA.

Dari pengalaman saya tersebut ada beberapa perubahan yang sangat dapat dinikmati oleh pengguna layanan kereta api. Perjalanan yang semakin nyaman dan lancer. Petugas KA yang semakin disiplin dalam penegakan aturan. Semoga pelayanan KA akan semakin baik dan baik lagi. Saya sarankan untuk calon pengguna kereta api sebaiknya melakukan pemesanan tiket jauh-jauh hari untuk menghidari kehabisan tiket. Semoga perjalanan anda menyenangkan dengan pelayanan KA menjadi semakin baik.

I love you my train…

Sawunggalih, 5 November 2011

Salam

Suripto

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun