[caption id="" align="alignright" width="183" caption="Study Circle Anand Krishna Information Center (AKIC) Solo – Buku Kehidupan: Panduan Meniti Ke dalam Diri (II)"][/caption] Kamis malam tanggal 16 Februari 2012, pukul 19.00, bertempat di
Anand Krishna Information Center (AKIC) Solo, kami mengadakan
study circle membahas salah satu buku karya
Bapak Anand Krishna. Dan buku yang kami bahas adalah buku
"Kehidupan: Panduan Meniti Kedalam Diri."Ini adalah lanjutan dari pembahasan buku yang sama pada study circle sebelumnya. Study circle dibuka dengan latihan pernafasan sederhana yang dipimpin oleh moderator
study circlemas Adrian Kristanto. Dilanjutkan dengan rapat koordinasi singkat tentang agenda terdekat yang akan dilaksanakan oleh AKIC Solo. Kemudian pembahasan buku pun dimulai. Pembahasan dibuka oleh mas Adrian yang menguraikan beberapa sub bab dari buku "Kehidupan", melanjutkan dari sub bab-sub bab yang telah dibahas pada
study circle sebelumnya. Kemudian masing-masing peserta diberi kesempatan untuk sharing apa saja berkaitan dengan sub bab dari buku Kehidupan yang telah diuraikan oleh mas Adrian. Sampai pada giliran peserta yang bernama Rahmad Darmawan, yang kebetulan adalah peserta paling ganteng dalam acara tersebut. Paling tidak lebih ganteng dari dua peserta wanita yang hadir pada acara tersebut, mbak Itut dan Ibu Rosita.. :) Mas Rahmad mengomentari tentang salah satu sub-bab yang diuraikan oleh mas Adrian, yakni: "Guru: Apakah kamu membutuhkannya?". Dia kemudian menguraikan tentang sebuah artikel yang pernah ia baca di internet tentang evolusi batin manusia dan tentang kebutuhan akan seorang guru di tiap tahapan evolusi tersebut. Dia menjelaskan bahwa begitu jiwa mulai masuk ke ranah kehidupan manusia, maka ia memulai tahapan awal perjalanannya sebagai makhluk yang memiliki
mind. Tahap awal tersebut disebut
infant soul. Di tahap ini biasanya rangkulan dan jangkauan kesadaran jiwa masih sangat kecil. Maka pada umumnya pada tahap ini jiwa akan memilih untuk lahir di kalangan suku-suku primitif atau di pedalaman yang jauh dari peradaban. Memasuki tahap yang lebih lanjut, jiwa manusia akan memasuki tahap
baby soul. Tahap ini ditandai dengan mulai berinteraksinya 'jiwa-jiwa bayi' ini dengan aturan-aturan manusia. Pada tahap ini, jiwa biasanya akan sangat
text-book oriented. Mereka akan menuhankan kitab-kitab yang mereka anggap suci. Pada tahap ini, jiwa akan cenderung menjadi penyembah kitab suci yang fanatik. Ini bisa dipahami karena pada tahap inilah jiwa-jiwa mulai melihat kilasan misteri yang lebih agung yang bisa mereka rasakan dari kitab-kitab yang lahir dari Insan-Insan Agung. Jiwa-jiwa bayi ini jika tidak dirawat dan diberi nutrisi berupa pendidikan moral yang ketat yang harus dicekokkan pada mereka, maka mereka bisa sangat merepotkan masyarakat. Karena masih bayi, apa pun yang bersifat luhur dan mulia masih harus disuapkan kepada mereka. Mereka masih belum bisa makan sendiri. Mereka masih harus diberi daftar
do's and
dont's, tentang apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan. Tahap berikutnya adalah
young soul. Tahap ini ditandai dengan semangat yang membara untuk merubah apa yang dianggap membebani perkembangan jiwa. Pada tahap ini, jiwa-jiwa akan sangat
rebellious. Mereka akan mempertanyakan semua aturan, mereka akan mengkritisi bahkan mendobrak dogma-dogma dan peraturan yang mereka anggap tidak selaras dengan perkembangan jaman. Tahap ini juga ditandai dengan dinamisme yang luar biasa dan biasanya jiwa-jiwa akan sangat
achievement-oriented. Pada tahap ini jiwa-jiwa mengukur kehidupan dengan kesuksesan. Inilah tahap jiwa yang paling
restless, paling gelisah, paling enerjik. Dunia kita ini dihuni oleh mayoritas para
young souls ini. Merekalah yang terlihat paling berperan aktif untuk memajukan dunia kita. Tahap berikutnya adalah
mature soul atau jiwa dewasa. Tahap ini ditandai dengan mulai terbukanya akses jiwa kepada lapisan intelejensia mereka. Mereka mulai bisa merasakan kesatuan kehidupan. Mereka mulai bisa melihat Yang Satu di balik yang nampak begitu beragam. Mereka mulai menemukan makna sekaligus menghidupi makna hidup tersebut. Mereka juga mulai mengurangi aktivitas dan tindakan yang akan mengakibatkan karma-karma berat. Mereka mulai merasakan dorongan kuat untuk menjalani hidup sesuai dharma, sesuai dengan tuntunan ilahi yang telah menjadi blue print dalam jiwa mereka. Tahap akhir adalah
old soul atau jiwa tua. Tahap ini adalah tahap terakhir. Sama seperti orang tua, jiwa-jiwa tua sudah melihat hidup ini dari segala aspek, warna, kedalaman, keluasan, ketinggian dan dari segenap penjuru. Jiwa-jiwa tua ini jumlahnya sangat sedikit. Sebagai senior, mereka datang untuk memandu, menuntun, mengajar. Apapun yang mereka lakukan sudah bukan dari mereka tetapi dari Dia Yang Mengutus mereka. Jiwa-jiwa inilah yang bisa disebut Guru Sejati. Akan tetapi untuk bisa menemukan Para Guru Sejati ini, kita harus menjadi jiwa dewasa terlebih dahulu. Intelejensia kita harus berkembang penuh untuk bisa mengenali Warna dan Aroma Pengalaman Hidup Yang Paripurna dari jiwa-jiwa tua ini. Berkaitan dengan
sharing mas Rahmad ini, Pak Triwidodo menambahkan dan memberi komentar, bahwa perkambangan apa yang disebut
neo-cortex dalam otak manusia adalah perkambangan yang relatif baru. Jadi manusia bisa mengakses intelejensia dan berbuat sesuai dharma adalah sesuatu yang baru. Ini merupakan benih kesadaran yang mesti terus dipupuk. Beliau menambahkan bahwa baru sekitar 5000 tahun ini, kita manusia mulai mengenal ajaran-ajaran luhur Para Suci secara luas. Jadi, tambah beliau, kebaikan dan kemuliaan di dalam diri kita ini masih berupa benih. Kita harus rajin merawatnya. Kebaikan belum menjadi karakter bagi sebagian besar manusia. Tarikan-tarikan dari kesadaran rendah masih sangat kuat. Karena kesadaran akan kemuliaan dan kebaikan jiwa kita ini pun masih baru berkambang dalam diri kita. Kita harus bekerja keras memberdaya diri agar tanaman kebaikan dan kemuliaan ini tumbuh di tanah jiwa kita dan mengantarkan kita pada tingkat evolusi batin yang lebih tinggi dan lebih membahagiakan. Kemudian setelah pesera lain pun menambahkan komentar-komentar singkatnya. Mas Adrian berperan sebagai
controller agar pembicaraan kami tidak melenceng terlalu jauh. Karena kebiasaan kami kalau ngumpul pasti nggosip.
Everybody likes gossiping. Who doesn't?. Dan akhirnya
study circle pun ditutup dengan kesimpulan dari Mas Adrian dan
appoinment untuk
study circle minggu selanjutnya yang sedianya akan dilaksanakan pada haru Jumat, tanggal 25 Fbruari 2012, dan masih akan melanjutkan pembahasan buku yang sama, dari sub bab- sub bab yang belum diuraikan. Dan kemudian kamu menutup acara dengan doa penutup yang dipimpin oleh mas Adrian... Demikian
sharing dari kami peserta
study circle AKIC Solo.. Ditunggu
sharing dari AKIC Semarang dan Magelang. Salam kasih.... Reportase oleh :
Rahmad Darmawan
KEMBALI KE ARTIKEL