Dalam cerita Semar Bangun Kahyangan itu, sosok Semar memulai gerakan ketidakpercayaan kepada semua elite di negara Hastina, Ia meminjam pusaka kerajaan Pandawa dan beberapa senjata milik Prabu Kresna untuk membangun kembali masyarakatnya yang rusak. Semula niatnya meminjam pusaka-pusaka yang menjadi simbol kerajaan itu dicurigai oleh para elite (penguasa) hingga akhirnya Semar marah besar dan elit pun tidak bisa berbuat banyak dengan kemarahan Semar yang bertujuan untuk memperbaiki keadaan negaranya. Dengan berat hati para elite kemudian menyerahkan pusaka yang diminta oleh semar. Hingga akhirnya pulihlah dan dikikis habislah persoalan yang menggelayuti negeri hingga muncullah harapan baru dan era baru yang lebih baik. Begitu pekerjaannya selesai, Semar mengembalikan semua pusaka yang dipinjamnya, dan juga mengembalikan kekusaan dan jalanya roda pemerintahan kembali ke pada elite. Semar membangun Khayangan merupakan sebuah sindiran kepada elite yang sibuk memperbaiki kondisi fisik, pembanguan hanya dititik beratkan pada sektor ekonomi. Semar kemudian membolak balikan keadaan, dengan cara membangun jiwa. Penduduk negeri harus dicerdaskan, tidak hanya cerdas cecara intelektual, melainkan memiliki kecerdasan spiritual, yaitu masyarakat yang berkesadaran. Khayangan disini adalah merupakan simbol dari jiwa manusia, menghias khayangan, mempercantik khayangan caranya Cuma satu yaitu memberdayakan diri, dengan memberdayakan diri maka akan lahir kesadaran, dan masyarakat yang sadar tidak perlu banyak aturan, masyarakat yang sadar akan dapat mengatur dirinya sendiri.
“…..Hiduplah tanahku Hiduplah negriku Bangsaku Rakyatku semuanya Bangunlah jiwanya Bangunlah badannya Untuk Indonesia Raya”
KEMBALI KE ARTIKEL