Ikut nimbrung bersama ibu-ibu di kampung, membuat saya mulai memahami bagaimana perspektif perempuan terhadap laki-laki, terlebih terhadap suaminya. Di pertemuan tersebut, saya memilih banyak mendengarkan. Mendengarkan beragam cerita atau lebih tepatnya keluhan ibu-ibu rumah tangga ini terhadap suaminya.
Salah seorang menceritakan dengan penuh semangat, bagaimana seharusnya suaminya harus lebih memahami dirinya dalam segala aktivitas yang digelutinya. Menurutnya, perempuan itu jauh lebih banyak pekerjaannya dibandingkan dengan laki-laki. Karena suaminya hanya mengerjakan pekerjaan yang monoton dan satu arah saja. Sementara dirinya harus mengurus urusan rumah dengan tetek segala bengeknya. Belum lagi persiapan anak-anak sebelum berangkat ke sekolah, sementara pekerjaan lain seperti mencuci, baik piring maupun pakaian sedang menunggu.