BELAKANG ini beberapa tulisanku yang termuat di media Kompasiana selalu ku pajang fotonya Dinda Puspita. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Pasalnya, beberapa fotonya nampaknya sesuai dengan isi tulisanku. Namun sebelum itu, aku harus meminta izin terlebih dahulu kepada orangnya. Khawatirnya ada komplain di kemudian hari.
Tapi sejauh ini, justru Dinda Puspita malah senang fotonya manjadi sampul tulisanku. Awalnya aku hanya berpikir praktis saja. Dari pada harus mendownload foto-foto di mbak Google, lebih baik memajang foto-foto mereka yang sudah ku kenal sebelumnya. Salah satu orang itu adalah Dinda Puspita. Apalagi fotonya Dinda Puspita tidak kalah bagusnya.
Dari sekian tulisanku, aku mencoba menyesuaikan isi cerita dengan foto yang dipajang. Itu bukan ide marketing, tetapi hanya sekedar menyesuaikan saja. Kenapa harus perempuan? Ya, aku pikir perempuan punya magnet sendiri, ketika netizen melihat sebuah tulisan. Selain judul, sampulnya pun bisa menjadi bahan pertimbangan seseorang membaca sebuah tulisan.