Saya menyaksikan seorang pria dan putrinya di sebuah pemangkas rambut. Saya ingin memotong rambut dan ia duduk dua kursi dari kursi saya. Pria tersebut terus-menerus memarahi anaknya, dan pada satu waktu dengan marahnya mengatakan,"Kamu selalu bikin masalah, sama seperti ibumu.". Saya pikir mungkin pria ini telah berpisah atau bercerai. Saat ia berjalan keluar, ia memukul anaknya beberapa kali. Ini benar-benar sebuah pemandangan yang menyakitkan untuk ditonton. Saat anaknya menangis, ia memukul lagi. Lalu ia menyeretnya ke pedagang es krim dan membelikan es krim untuk "menutup mulut anaknya."
Anak ini belajar pada usia yang sangat dini bahwa dia TIDAK DIINGINKAN, bahwa ini SEMUA SALAHNYA, bahwa ia BUKAN ANAK BAIK, bahwa PERASAANYA TIDAK DIHARGAI dan bahwa dia BERTANGGUNG JAWAB TERHADAP PERASAAN ORANG LAIN. Saya tidak bisa membayangkan di mana anak itu bisa menemukan sebuah tempat yang akan duduk bersama dengan dia, mem-validasi kesedihan dan memungkinkan dia untuk memproses kesedihannya.
Betapa banyaknya anak-anak yang mendapatkan pelukaan batin, bahkan dari orang tua yang seharusnya melindungi dan menyayanginya.
Supriyatno
Counselor,Trauma Therapist, Freelance Writer, Founder of Peduli Trauma
http://www.wix.com/supriyatno/personalsite
http://www.facebook.com/groups/pedulitrauma/
E-mail: pedulitrauma@gmail.com