Di mana ada besi lunak di sana ada kumparan—bersama-sama membentuk "elektromagnet". Kumparannya dialiri listrik sehingga menghasilkan medan magnet; selanjutnya medan magnet itu akan “menginduksi” besi lunak menjadi magnet—yang “jauh lebih besar”.
Ibarat orang, besi lunak itu mudah diprovokasi, marahnya menakutkan; tetapi begitu provokator pergi ia segera lupa dan kembali hidup normal--seperti biasa.
Besi lunak adalah pribadi seorang muslim, mudah memaafkan. Ia bisa marah besar; tetapi setelah lawannya minta maaf dan pergi iapun segera melupakan dan hidup secara normal--tanpa dendam.
Sifat itulah yang memungkinkan para ilmuwan membuat “generator listrik” untuk menghasilkan energi, dari yang kecil (seperti dynamo sepeda) sampai yang raksasa (seperti di PLTA Jatiluhur).
Pada saat yang sama para ilmuwan juga menciptakan “motor listrik”, dari yang kecil (untuk mobil-mobilan) sampai yang besar (untuk kereta api listrik).
Pemimpin yang mudah memaafkan dapat menghasilkan energy yang dahsyat bagi kemajuan bangsa.