Bismillah, Tulisan ini dengan iklhas tidak akan menyentuh presiden RI sekarang, pak SBY. Semua tulisan ini tertumpu kepada tahun 2014 dan seterusnya. Salam hormat saya untuk pak Beye. Selamat bertugas pak!. Sebagai manusia biasa tentu menginginkan semua yang akan terjadi ke depan di negaranya jauh lebih baik. Karena itu tentu kita semua - saya dan anda semua selalu ingin bermimpi menjadi lebih baik. Tidak heran jika sekarang sekarang presiden kita sudah baik, maka kita ingin lebih baik lagi. Jika sekarang kondisi perekonomian kita sudah lumayan tentu ke depan kita juga ingin lebih baik lagi. Jika sekarang kondisi sosial dan budaya kita sudah ok tentu kita ingin kondisi sosbud kita pada masa yang akan datang jauh lebih baik lagi. Namanya juga manusia kok. Daftar Keinginan dan keperluan Semua warga negara dari sebuah negara yang besar seperti Indonesia tentu mempunyai sejumlah daftar keinginan tentang negaranya ke depan, pemimpinnya, kondisi polsosbudhankamnya dsb dsb. Tapi daftar keinginan itu tentu saja akan sangat banyak, akan sangat beragam, akan sangat tidak realistik, mengingat banyaknya penduduk Indonesia saat ini... ada 250 juta... bukan jumlah yang sedikit.. apalagi tersebar di wilayah dengan panjang 5200 km lebih, lebar 2000 km lebih, dengan garis pantai 81.000 km, dengan luas laut lebih dari 1/2 wilayahnya. Seandainya daftar keinginan itu kita minta untuk dikumpulkan dari seluruh Indonesia maka berapa gigabytes files yang akan terbentuk, berapa hardcopynya jika dicetak, berapa gudang harus disiapkan, berapa tinta harus disiapkan. Namun demikian, dalam pemikiran saya ada sejumlah daftar keperluan yang semestinya disiapkan oleh seorang presiden RI ke 7 RI pada tahun 2014 dan seterusnya (semoga juga jadi mimpinya). Daftar Keperluan ke-1. Terbangunnya komitmen anak bangsa. Pada tahun 2014 seorang presiden RI kita minta dari seseorang yang ingin dan diyakini mampu membangun komitmen seluruh wakil rakyat, seluruh pejabat tinggi negara, pegawai negeri dan swasta seluruh rakyat Indonesia. Komitmen terhadap negara yang terkelola dengan baik - terencana dengan baik, terorganisasi dengan baik, dilaksanakan secara baik dan oleh orang2 yang baik, terawasi dengan baik serta dianutnya sistem manajemen negara sampai ke daerah berasaskan "continual improvement". Daftar keperluan ke-2. Penyadaran bersama supaya memiliki budaya malu. Kebanyakan rakyat Indonesia, termasuk penulis, sejak lama sudah mengalami krisis malu dengan cara yang tidak betul, dengan hakikat yang tidak betul, Seorang presiden ke depan harusnya mempunyai keinginan yang kuat untuk mengobati penyakit anak bangsa ini supaya mempunyai malu. Presiden pada tahun 2014 harus mengajak kita semua bangsa Indonesia yang ada sila berketuhanan YME, yang faham sila berkemanusiaan yang beradab, yang mempunyai sila persatuan Indonesia, yang ada sila kerakyatan dan sila keadialan sosial - untuk malu - jika berkata tak sejalan dengan perbuatan. Ke depan, kita harus dibimbing dan diberi contoh oleh presiden agar malu dengan Tuhan dan nabi Muhammad saw. Mengapa? Mestinya jadi pejabat negara tidak mesti serbah wah - dalam gaji, dalam pengawalan, dalam pembelanjaan kantor dan pribadi. Karena Tuhan dan rasulNya telah memberikan contoh dalam memimpin dan mengelola dengan azas keserhanaan bukan kemewahan. Ke depan bangsa Indonesia harus bebas dari "memaksakan kehendak", kalau mau jadi anggota "pengurus" harus nyogok dan disogok, kan ini haram, ini mengundang murkah Allah. Bagus sekali jika dilakukan dengan prinsip siapa yang pantas dia yang dapat. Kayak pemenang lomba penulisan di kompasiana ini aja, kan? gitu aja kok repot. Selanjutnya, ke depan sila-sila daripada Pancasila itu harus dipedomani bukan hanya pelengkap gambar pada burung garuda dan ada pada mukadimah UUD saja. Sila persatuan Indonesia harus dicerminkan oleh persatuan dalam infrastruktur jalan, jembatan, jalan tol, air bersih, gedung sekolah yang berkualitas dsb dsb. Ke depan juga, seorang presiden harus mengajak dan membasmi praktek2 yang merugikan uang negara di seluruh level - di BUMN, di seluruh departemen dan non-departemen, di daerah-daerah terpencil sampai ke ibukota RI. Pada tahun 2014, presiden RI juga harus berani untuk memindahkan ibukota negara RI ke tempat yang masih jarang penduduknya, supaya dapat tertata dengan baik, dapat menyebabkan pemerataan kemakmuran ke daerah. Selama ini gula hanya tercurah di Jakarta dan sekitarnya akibatnya daerah hanya dapat sisa-sisanya saja. Penulis berkeyakinan bahwa ibukota negara RI bagus juga jika "dipindahkan" ke Kalimantan mengingat letaknya di tengah-tengah; dan jika kemajuan itu telah ada dapat menjadi bukti bahwa sila persatuan Indonesia telah mulai diamalkan. Demikian dulu teman2 kompasioner, selebihnya saya minta anda semua yang akan mengemukakan pendapat dan saran konstruktif di sini untuk nanti kita akan sumbangkan kepada siapa-siapa yang siap memegang amanah sebagai presiden RI tahun 2014. Sekarang ini kita berikan kesempatan kepada pak SBY untuk dengan tenang mengurusi negara kita sampai tahun 2014. Semoga dia dan barisannya dapat mewujudkan RI yang lebih baik.
KEMBALI KE ARTIKEL