Puasa memiliki banyak manfaat positif, baik untuk kesehatan fisik, mental, maupun spiritual. Salah satu manfaatnya adalah dapat membantu membangun aura positif.
Dalam konteks spiritual, aura dipercaya sebagai energi yang mengelilingi tubuh dan mencerminkan keadaan emosional, mental, dan spiritual seseorang. Ketika seseorang berpuasa, ia fokus pada ibadah dan memperkuat hubungan dengan Tuhan, sehingga dapat memperkuat aura positifnya.
Selain itu, puasa juga dapat membantu seseorang untuk lebih sabar, lebih tawakal, dan lebih introspektif. Dengan berpuasa, seseorang dapat memperbaiki dirinya sendiri dan memperkuat imannya, sehingga dapat meningkatkan kekuatan aura positifnya.
Namun, penting untuk diingat bahwa membangun aura positif tidak hanya bergantung pada puasa saja, tetapi juga melibatkan banyak aspek lainnya seperti berdoa, berdzikir, beribadah, dan berbuat baik kepada sesama. Puasa hanya salah satu cara untuk membantu memperkuat aura positif seseorang, dan tidak bisa dijadikan sebagai satu-satunya faktor penentu.
Puasa membentuk sifat positif
Benar, puasa dapat membentuk sifat positif seperti sabar dan tawakal. Ketika seseorang berpuasa, ia mengendalikan nafsu dan keinginan untuk makan dan minum, sehingga dapat memperkuat kemampuan untuk mengendalikan emosi dan keinginan lainnya.
Dalam Islam, sabar (sabr) dianggap sebagai salah satu sifat utama yang harus dimiliki oleh seorang muslim. Sabar dapat membantu seseorang untuk menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam hidup, serta memperkuat iman dan keteguhan hati dalam menghadapi segala hal.
Selain itu, tawakal (percaya sepenuhnya kepada Allah) juga merupakan sifat positif yang dianjurkan dalam Islam. Dengan mempercayai sepenuhnya kepada Allah, seseorang dapat merasa tenang dan yakin bahwa segala sesuatu yang terjadi dalam hidupnya adalah atas kehendak Allah, dan Allah pasti memberikan yang terbaik untuknya.
Dalam hal ini, puasa dapat membantu seseorang untuk memperkuat sifat-sifat positif seperti sabar dan tawakal, sehingga ia dapat lebih mudah menghadapi berbagai rintangan dan cobaan dalam hidup. Ketika seseorang telah bersama dengan Allah, ia merasa didampingi oleh kekuatan dan rahmat Allah, dan segala sesuatunya menjadi lebih mudah, murah, dan berkah.
Puasa langsung diawasi dan dinilai oleh Allah
Benar, dalam Islam, puasa dianggap sebagai ibadah yang langsung diawasi dan dinilai oleh Allah. Puasa adalah kewajiban bagi umat Islam yang mampu melakukannya, dan diwajibkan dalam bulan Ramadan. Ketika seseorang berpuasa, ia menahan diri dari makan, minum, dan hubungan seksual dari fajar hingga terbenam matahari.
Puasa merupakan bentuk ibadah yang sangat penting dalam Islam, dan dianjurkan untuk dilakukan dengan ikhlas dan tulus, semata-mata karena Allah. Allah mengetahui dengan pasti segala hal yang dilakukan oleh hamba-Nya, termasuk puasa, dan akan memberikan pahala sesuai dengan niat dan usaha yang dilakukan.
Selain itu, puasa juga dianggap sebagai bentuk pengendalian diri dan pelatihan untuk memperkuat iman dan keteguhan hati dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Dalam hadis qudsi, Allah berfirman, "Setiap amal perbuatan anak Adam untuk dirinya sendiri, kecuali puasa. Puasa itu untuk-Ku, dan Aku yang akan memberikan pahalanya."
Dengan demikian, puasa dianggap sebagai bentuk ibadah yang sangat penting dan sangat dihargai oleh Allah, dan diharapkan dapat membantu seseorang untuk memperkuat imannya dan mendekatkan diri kepada Allah.
Puasa tameng api neraka
Dalam hadis-hadis yang diriwayatkan oleh Muslim dan Bukhari, disebutkan bahwa puasa dapat menjadi tameng bagi seseorang dari api neraka. Dalam hadis tersebut, Rasulullah SAW bersabda, "Puasa itu adalah tameng. Ketika seseorang sedang berpuasa, maka janganlah dia berkata kotor dan janganlah pula bertindak kotor. Jika seseorang menghina atau bertengkar dengan orang lain, maka katakanlah 'Saya sedang berpuasa'."
Dalam konteks ini, puasa dapat menjadi tameng bagi seseorang dari godaan untuk melakukan dosa dan kesalahan, sehingga dapat membantu seseorang untuk menjauhkan diri dari segala hal yang tidak baik dan mendekatkan diri kepada Allah. Dengan berpuasa, seseorang diharapkan dapat memperkuat keteguhan hati dan imannya, sehingga lebih mudah untuk mengendalikan diri dan menghindari segala bentuk dosa dan kesalahan.
Namun, penting untuk diingat bahwa puasa tidak hanya sekadar tameng dari api neraka, tetapi juga sebagai bentuk ibadah yang harus dilakukan dengan sepenuh hati dan kesungguhan. Puasa dapat membantu seseorang untuk memperkuat hubungan dengan Allah dan meningkatkan kualitas keimanan, sehingga dapat menjadi ladang pahala yang besar di akhirat .